Berikut Ini Penyebab Iklan Digital di Indonesia Bisa Tumbuh Pesat

Sharing for Empowerment
Executive Director, Head of Media Business, Nielsen Indonesia, Hellen Katherina (KalderaNews/Ist)

JAKARTA, KalderaNews.com – Laporan Nielsen Digital Ad Ratings (DAR) yang mengkaji lebih dari 3000 kampanye digital sejak diluncurkan di Asia Tenggara sejak 2015 lalu menemukan bahwa di semester awal 2017, 93% kampanye iklan digital memanfaatkan perangkat mobile.

Perangkat mobile mencapai target tepat sasaran sama dengan atau lebih tinggi dari tolok ukur digital atau desktop untuk semua kecuali dua tolok ukur usia.

Di seluruh negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) iklan digital yang menargetkan usia 18 sampai 49 tahun mencapai khalayak yang dituju hingga 85% untuk kampanye di platform mobile, digital, dan desktop. Ini menunjukkan bahwa iklan digital tumbuh pesat.

Untuk kampanye iklan digital yang ditujukan bagi konsumen berusia 21-34 tahun, kinerja kampanye iklan melalui perangkat mobile telah melampaui kinerja platform desktop sebesar 32 poin persentase (mobile sebesar 78% vs desktop sebesar 46%).

“Pertumbuhan periklanan digital yang pesat di Asia Tenggara didorong oleh kebiasaan mobile-first konsumen di pasar negara berkembang,” kata Nielsen’s Head of Digital in Southeast and North Asia, Aimee Gerry.
 
“Meskipun iklan desktop secara historis memiliki persentase sasaran yang lebih tinggi untuk menjangkau pemirsa yang dituju daripada yang ada di mobile, pengiklan telah membuat langkah-langkah yang signifikan dalam menutup kesenjangan dalam satu tahun terakhir.”

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa pengiklan semakin memanfaatkan kekuatan mobile untuk menyediakan platform yang lebih personal bagi khalayak mereka dan memungkinkan mereka memiliki koneksi yang lebih akurat.”

Executive Director, Head of Media Business, Nielsen Indonesia, Hellen Katherina pada KalderaNews menjelaskan Indonesia sendiri memiliki standar persentase on-target pada grup kategori dan jenis media digital. Kategori yang dimaksud adalah kategori Produk Konsumsi Cepat Habis (CPG) yang memiliki on-target total media digital sebesar 78%, dengan yang melihat melalui Desktop saja sebesar 69% dan melalui mobile saja sebesar 80%.

“Berbeda dengan standar jenis media digital, Nielsen membaginya menjadi media jenis platform atau network (on-target 43%) dan media website digital (on-target 60%),” tandasnya.

Media digital itu sendiri, terangnya, memiliki berbagai macam cara pengukuran dalam menjangkau khalayak, seperti Cost Per Click (CPC), Cost Per Thousand Impressions (CPM), Cost Per Download (CPD), dan lain sebagainya. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*