Penonton Festival Internacional del Folclór, yang merupakan rangkaian dari acara Viva Ambato yang ke-67 di Ambato, Ekuador (KalderaNews/KBRI Quito) |
EKUADOR, KalderaNews.com – Penampilan tarian Indonesia berhasil memukau 6000 penonton yang hadir dalam acara penutupan Festival Internacional del Folclór, yang merupakan rangkaian dari acara Viva Ambato yang ke – 67 di Ambato, Ekuador.
Festival Viva Ambato, dengan tema “De La Fruta & De Las Flores” merupakan festival yang dilaksanakan setiap tahunnya guna merayakan musim panen serta hari ulang tahun kota Ambato, Ekuador dan telah berlangsung selama 67 tahun lamanya. Festival rakyat ini dilaksanakan pada tanggal 9 hingga 13 Februari 2018.
Tari Enggang dari Kalimantan Timur di Festival Internacional del Folclór, yang merupakan rangkaian dari acara Viva Ambato yang ke-67 di Ambato, Ekuador (KalderaNews/KBRI Quito) |
Acara penutupan Festival Internacional del Folclór pada tanggal 13 Februari 2018 dibuka oleh Walikota Ambato, Mr. Luis Amoroso Mora yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Komite Festival De La Fruta & De Las Flores (FFF) Ambato, dan juga dihadiri oleh sejumlah pejabat di kota Ambato serta Putri Ambato, Karla Medrano.
Festival Internacional del Folclór tersebut, menampilkan pertunjukan seni dan budaya yang diisi oleh 12 group performances dari Ekuador dan internasional, seperti Mexico, Bolivia, Costa Rica serta Indonesia.
Tari Legong Bapang Saba dari Bali di Festival Internacional del Folclór, yang merupakan rangkaian dari acara Viva Ambato yang ke-67 di Ambato, Ekuador (KalderaNews/KBRI Quito) |
Indonesia merupakan satu-satunya negara di luar Amerika Latin yang ikut andil dalam acara ini. Indonesia yang diwakili oleh KBRI Quito menampilkan dua tarian yaitu Legong Bapang Saba dari Bali dan Tari Enggang dari Kalimantan Timur. Tarian yang dibawakan oleh Vera yang merupakan penari dari KBRI Quito berhasil membius 6000 mata penonton yang hadir di Coliseo Cerrado de Los Deportes yang berlangsung sejak pukul 16.30 sampai dengan pukul 19.00.
Indonesia menampilkan tarian yang berbeda dari seluruh penampilan yang ada, karena dari setiap penampilan menyuguhkan tarian berkelompok dengan jumlah penari 10 hingga 15 orang yang bernuansa latin, dan Indonesia hanya ditampilkan oleh 1 orang penari, namun antusias penonton sangat baik dalam mengapresiasi suguhan yang diberikan Indonesia. (FA)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply