AFTECH Klaim Indonesia Pusat Tekfin dan Star-up Kedua di Asia Tenggara

Sharing for Empowerment
Konferensi pers Indonesia-Australia Digital Forum di EVhive Kuningan Jakarta, Rabu, 31 Januari 2018 (KalderaNews/Ist)

JAKARTA, KalderaNews.com – Direktur Eksekutif Kebijakan Publik, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), M. Ajisatria Suleiman menegaskan peluang pertumbuhan industri tekfin di Indonesia yang masih terbuka lebar.

Sejak tahun 2015, pertumbuhan industri tekfin di Indonesia terjadi sangat pesat, dimana saat ini kami mencatat terdapat sekitar 205 perusahaan tekfin yang bergerak aktif (per Desember 2017). 

“Dari sisi teknologi, mayoritas teknologi yang digunakan oleh perusahaan tekfin adalah mobile, API dengan lembaga keuangan, komputasi awan, analisa big data, dan online-to-offline (O2O),” tegasnya di Jakarta.

Adanya pertukaran teknologi yang dihasilkan dari kolaborasi Indonesia-Australia, imbuhnya, tentu akan dapat mendorong perkembangan lingkungan usaha yang menguntungkan, sekaligus mendorong inklusi keuangan, baik untuk dunia usaha maupun individual.

Menurutnya, Indonesia pun kini berkembang sebagai pusat tekfin dan usaha rintisan (start-up) ke-2 terbesar di wilayah Asia Tenggara, yang ditandai dengan adanya 53 proyek investasi di industri tekfin dengan total investasi senilai US$3 miliar yang dikucurkan untuk mendukung perusahaan tahap awal (early stage) dan start-up hingga tahun ini.

Di saat yang bersamaan, Australia saat ini memiliki industri tekfin yang sangat aktif dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dari 100 perusahaan di tahun 2014 menjadi hampir 600 perusahaan saat ini. Start-up di Australia didominasi oleh tekfin dengan satu dari lima pendiri start-up mengincar industri ini. (FA)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*