JAKARTA, KalderaNews.com – Banyak yang menduga, BCA menjadi bank besar karena jumlah nasabahnya paling banyak. Ada juga yang menebak, posisi BCA sebagai bank swasta nasional yang besar karena mesin ATM-nya ada di mana-mana. Kalau dilihat dari angka statistik, jumlah nasabah BCA bukan yang terbanyak. Demikian juga jumlah mesin ATM BCA, bukan yang terbanyak.
BCA berhasil bangkit dari keterpurukan pada masa krisis, tetap berada pada deretan bank terbaik di Indonesia, karena mampu menempatkan diri menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Begitu mudahnya bertransaksi di BCA sehingga nasabah dengan sukarela menjadi duta-duta BCA. Bagaimana menerjemahkan teknologi perbankan menjadi kemudahan bagi masyarakat, itulah yang menjadi salah satu kunci sukses BCA.
BACA JUGA:
Buku “Game Changing” Aswin Wirjadi Jadi Inspirasi Kesuksesan
Pengakuan terhadap kinerja BCA bukan hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari lembaga rating internasional. Performance BCA dinilai solid dalam industri perbankan. BCA disebut sebagai bank terbesar di ASEAN yang memilih pasar domestik dan berfokus pada nasabah.
Di balik kesuksesan BCA di era 1990-2007, peran Aswin Wirjadi tak bisa diabaikan. Hal ini terungkap pada acara diskusi panel peluncuran buku Game Changing: Transformasi BCA 1990-2007 di Auditorium Gedung Yustinus Lt. 15, UNIKA Atma Jaya, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018. Buku ini memberi gambaran bagaimana BCA masuk ke jurang krisis, kemudian bangkit kembali menjadi raksasa perbankan hingga saat ini.
Diskusi panel yang membahas mengenai transformasi organisasi menghadirkan President Director PT Bank Central Asia, Tbk., Jahja Setiaatmadja, CEO Rabobank International Indonesia, Jos Luhukay, Ph.D., Managing Director Tjitra & Associates, Prof. Dr. Hora Tjitra, dan juga Independent Comissioner Holcim Indonesia, Kemal A. Stamboel. Diskusi berjalan bernas dengan dimoderasi oleh Martin Panggabean, Ph.D., Head of Master Applied Economics UNIKA Atma Jaya.
“Pak Aswin adalah teman yang ‘boen boe tjoan tjay’, ahli ilmu silat dan ilmu surat karena kontribusi beliau bukan hanya mengerti teknologi yang saat itu masih langka, tetapi juga jagoan operasional perbankan. Dengan demikian, saya sebagai kolega sangat merasakan manfaat dan kontribusi Pak Aswin untuk BCA. Buku ini akan memberi manfaat karena bersumber langsung dari pelaku sejarah. Semoga para pembaca mendapat manfaat dari buku ini,” tegas Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia, Tbk.
Sementara itu Presiden Komisaris BCA, D.E. Setijoso menegaskan teknologi mengarahkan jalan transaction banking secara efisien dan mencari solusi bagi nasabah, tetapi teknologi saja tidak cukup kalau bank tidak memahami kebutuhan nasabah. Dalam buku Game Changing akan terasa bahwa paduan teknologi dan human touch telah mengantar BCA menjadi bank pilihan masyarakat. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply