Lampion-lampion dari kertas bekas di SMPN 19 Surakarta (KalderaNews/AS) |
SURAKARTA, KalderaNews.com – Apa yang dikembangkan di SMPN 19 Surakarta ini patut diteladani. Sebagai sekolah adiwiyata, sekolah ini membuat gerakan sampah jadi berkah sebagai tindak lanjut dari program Indonesia Bergerak Bebas Sampah 2020 yang dideklarasikan pada 21 Februari 2016.
Kepala SMPN 19 Surakarta, Triad Suparman M.Pd pada KalderaNews mengatakan SMP 19 Surakarta sebagai sekolah adiwiyata harus turut menyukseskan Indonesia Bergerak Bebas Sampah 2020. Pengelolaan dan pengolahan sampah juga menjadi persoalan dunia pendidikan karena sekolah juga merupakan penyumbang sampah yang tidak kecil jumlahnya. Melalui kerja sama yang baik antar guru siswa, komite sekolah dan lembaga di luar sekolah, SMPN 19 Surakarta akan menjadikan sampah yang ada menjadi berkah.
Tanaman hidroponik di SMPN 19 Surakarta (KalderaNews/AS) |
Sampah di SMPN 19 Surakarta memang dikelola dan diolah dengan sangat baik. Di bawah asuhan Agung Martianus S.Pd sebagai tim kreatif, sampah-sampah kertas dijadikan kerajinan lampion yang sangat bagus serta kerajinan lain. Agung Martianus menyampaikan bahwa pengelolan dan pengolahan sampah harus berasal dari kesadaran diri. Dalam membuat karya seni dari sampah menjadi karya yang maksimal harus dilakukan dengan kesungguhan hati.
Dibawah asuhan Alimin, S.Pd bank sampah menjadi pusat pemilahan, pengelolaan dan pengolahan sampah. Sampah-sampah botol dan gelas plastik bekas minuman dipilih untuk dijadikan media tanam hidroponik. Sampah-sampah organik diolah menjadi pupuk kompos baik padat maupun cair kemudian pupuk cair digunakan untuk memupuk tanaman hidroponik yang dikelola tim hidroponik di bawah bimbingan Sudjo,S.Pd. Sedangkan pupuk kompos padat dan cair menjadi pupuk utama di green house yang dikelola oleh Tim Karya Ilmiah Remaja di bawah bimbingan Leni Rohaeningsih S.Pd dan Suwandi M.Pd.
SMPN 19 Surakarta bekerja sama dengan unit pengolahan sampah BUMDesa Sanggrahan Makmur dalam pengelolaan sampah (KalderaNews/AS) |
Sampah-sampah yang tidak dapat diolah seperti sampah plastis sisa bungkus makanan selanjutnya dibawa ke BUMDesa Sanggrahan Makmur yang merupakan mitra luar dalam pengolahan sampah. Hasil pengolahan sampah di BUMDesa Sanggrahan Makmur akan dibagi hasilnya, 85% menjadi milik sekolah dan 15% menjadi milik BUMDesa Sanggrahan Makmur. (AS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply