Keris dan Wayang Jadi Guest Country Festival Film Internasional di Ekuador

Sharing for Empowerment
Dubes Diennaryati Tjokrosuprihatono (KalderaNews/KBRI Quito)

QUITO, KalderaNews.com – Film dokumenter pariwisata Indonesia menjadi primadona dalam Festival Film Internasional Seni dan Budaya Populer ke-4 di Kota Cuenca, Ekudor. Dalam festival film yang berlangsung 17-20 Oktober 2017 tersebut, Indonesia menampilkan 2 film dokumenter yaitu Keris dan Wayang. Film yang menjadi bagian promosi pariwisata Indonesia itu menarik perhatian pengunjung festival yang sebagian besar adalah mahasiswa dan pelajar dari Kota Cuenca. 

Pensosbud KBRI Quito pada KalderaNews menyampaikan saat pemutaran dua film Indonesia pada 18 Oktober 2017 lalu hadir Duta Besar RI Quito, Diennaryati Tjokrosuprihatono, puluhaan mahasiswa dan pelajar dari Univeritas Cuenca dan beberapa sekolah menengah di Cuenca. Di hari yang sama kedua film tersebut juga diputar di Auditorium CIDAP.

Festival Film Internasional Seni dan Budaya Populer ke-4 ini merupakan rangkaian dari Festival de Artesanias de Americana ke-15 yang diselenggarakan oleh CIDAP atau The American Center of Crafts and Folk Arts. Festival film ke-4 kali ini diikuti oleh film-film dokumenter seni dan budaya dari Ekuador, Peru, Chile, Venezuela, Jepang dan Indonesia yang tahun ini menjadi guest country dalam Festival de Artesanias de Americana ke-15 yang akan dibuka resmi tanggal 1 November 2017 mendatang. 

Selain diputar di Fakultas Seni Universitas Cuenca dan Auditorium CIDAP, film-film peserta festival juga diputar di Gedung Kesenian El Alfarero milik Pemerintah Kota Cuenca. Selanjutnya di awal Desember akan kembali digelar di FLASCO, Latin American University of Social Sciences, sebuah universitas terkemuka di Kota Quito, Ibukota Republik Ekuador.

Selain festival film, rangkaian Festival de Artesanias de Americana atau festival seni Amerika ini akan diikuti dengan pameran benda-benda seni budaya Indonesia dari beragam daerah dan khususnya Bandung di Museum CIDAP pada tanggal 1 November-1 Desember 2017. Disamping itu, pada saat puncak kegiatan festival tanggal 1-5 November 2017 juga akan ditampilkan beragam tampilan seni budaya Indonesia seperti tari, musik, kuliner, demo batik dan ukir kayu dari Pemalang, Jawa Tengah dan juga bazaar produk kerajinan tangan khas Indonesia.

Menurut Dubes Diennaryati Tjokrosuprihatono, partisipasi Indonesia untuk pertama kalinya dalam festival ini merupakan kesempatan emas untuk memperkenalkan potensi seni kreatif, budaya dan pariwisata Indonesia tidak saja kepada masyarakat Ekuador tetapi juga lebih luas kepada masyarakat di kawasan Amerika yang akan hadir dalam festival tersebut. (NS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*