Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohamad Nasir bersama Dubes RI di Dakar Mansyur Pangeran dan jajarannya di Kantor Kemenristekdikti Senayan, Jakarta (KalderaNews/KBRI Dakar) |
JAKARTA, KalderaNews.com – Usai pertemuan singkat dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohamad Nasir di kantor Kemenristekdikti Senayan, Jakarta, Senin (28/8) lalu, Dubes RI di Dakar Mansyur Pangeran menceritakan soal kunjungan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gambia Dr. Badara Alieu Joof ke KBRI Dakar pada 16 Mei 2017 silam.
Kunjungan menteri tersebut bertujuan memperkuat dan mengeksplorasi kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia, seperti kerja sama antar universitas, bidang pertanian, engineering, pariwisata dan arsitektur. Terlebih jumlah mahasiswa yang memanfaatkan beasiswa Pemerintah RI justru lebih banyak datang dari Gambia dan Sierra Leone dibandingkan dari Senegal karena kedua negara tersebut berbahasa Inggris.
“Kunjungan seorang menteri asing ke KBRI sangat jarang terjadi. Oleh karenanya, Pemerintah RI perlu menangkap sinyal positif ini untuk lebih memainkan peran di Gambia.”
Menteri Badara A. Joof sendiri rencananya akan berkunjung ke Indonesia pada Desember 2017. Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Joof akan membawa beberapa delegasi antara lain, Rektor University of The Gambia (UTG) dan Gambia Technical Training Institute (GTTI).
Di sela-sela kunjungan tersebut, UTG akan berkunjung ke Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk menandatangani MoU kerja sama antar kedua universitas yang telah dirintis sejak pertengahan tahun ini. Dikarenakan fokus area kerja sama dari Gambia adalah bidang pertanian, Dubes Mansyur juga akan mengajak delegasi berkunjung ke Institut Pertanian Bogor (IPB). (NS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply