Penyair Amerika Louise Glück Gondol Nobel Sastra 2020

Penyair Amerika Louise Glück, Peraih Nobel Sastra 2020
Penyair Amerika Louise Glück, Peraih Nobel Sastra 2020 (Foto: The Philadelphia Inquirer)
Sharing for Empowerment

STOCKHOLM, KalderaNews.com – Akademi Swedia akhirnya mengumumkan penyair Amerika Louise Glück sebagai peraih Nobel Sastra 2020 pada Kamis, 8 Oktober 2020 “untuk suara puitisnya yang tak salah lagi, sehingga dengan keindahan yang luar biasa membuat eksistensi individu menjadi universal”

Louise Elisabeth Glück, kelahiran 22 April 1943, adalah seorang penyair dan penulis esai Amerika. Dia telah memenangkan banyak penghargaan sastra di Amerika Serikat, termasuk Medali Kemanusiaan Nasional, Hadiah Pulitzer, Penghargaan Buku Nasional, Penghargaan Lingkaran Kritikus Buku Nasional dan Hadiah Bollingen.

Glück sering digambarkan sebagai penyair otobiografi. Karyanya dikenal karena intensitas emosionalnya dan sering kali menggunakan mitos, sejarah atau alam untuk merenungkan pengalaman pribadi dan kehidupan modern.

BACA JUGA:

Glück lahir di New York City dan dibesarkan di Long Island, New York. Ia mulai menderita anoreksia nervosa saat di sekolah menengah dan kemudian sembuh dari penyakitnya. Dia mengambil kelas di Sarah Lawrence College dan Columbia University, tetapi tidak mendapatkan gelar. Selain berkarir sebagai penulis, ia pernah berkarir di dunia akademis sebagai guru puisi di beberapa institusi.

Dalam karyanya, Glück berfokus pada aspek yang menerangi trauma, keinginan dan alam. Dalam mengeksplorasi tema-tema yang luas ini puisinya menjadi terkenal karena ekspresi kesedihan dan keterasingannya secara terus terang. Para sarjana juga memusatkan perhatian pada konstruksi persona puitisnya dan hubungan dalam puisinya antara otobiografi dan mitos klasik.

Suasana pengumuman Nobel Sastra 2020 yang diikuti KalderaNews dari channel theguardian
Suasana pengumuman Nobel Sastra 2020 yang diikuti KalderaNews dari channel theguardian (KalderaNews/JS de Britto)

Sebagai seorang profesor bahasa Inggris di Universitas Yale, ia “mencari yang universal dan dalam hal ini ia mengambil inspirasi dari mitos dan motif klasik yang ada di sebagian besar karyanya,” kata Swedia Academi.

Koleksinya pada 2006 “Averno” adalah “koleksi hebat dan interpretasi visioner dari mitos turunan Persefone ke Neraka dalam penahanan Hades, Dewa Kematian.”

Tahun lalu, Akademi Swedia memberikan Nobel Sastra pada novelis Austria Peter Handke yang menimbulkan banyak kritik, karena banyak yang bertanya-tanya bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi pada seorang penulis yang dikenal karena mendukung pemimpin Serbia Slobodan Milosevic dalam perang Balkan dan meremehkan kekejaman tentaranya.

Seperti banyak hal lainnya, pandemi telah mengubah pemberikan Nobel, dimana banyak acara tradisional, seperti pesta besar, telah dibatalkan atau dipindahkan secara online.

Musim penghargaan Nobel tahun ini dimulai Senin kemarin ketika Nobel Kedokteran 2020 diberikan kepada warga Amerika Harvey Alter dan Charles Rice bersama dengan warga Inggris Michael Houghton atas penemuan terkait virus Hepatitis C yang membuka jalan untuk penyembuhan.

Pemenang Nobel Fisika 2020 yakni Briton Roger Penrose (Inggris), Reinhard Genzel (Jerman) dan Andrea Ghez (Amerika) memenangkan Hadiah Nobel Fisika 2020 untuk penelitian terkait lubang hitam (black hole).

Pemenang Nobel Kimia 2020 yakni Emmanuelle Charpentier dari Max Planck Unit for the Science of Pathogens, Berlin, Jerman dan Jennifer A. Doudna dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat untuk pengembangan teknologi gen: gunting genetik CRISPR/Cas9.

Pengumuman Nobel Perdamaian pada Jumat besok dan pengumuman peraih Nobel Ekonomi akan menutup keseluruhan rangkaian pengumuman penghargaan Nobel pada Senin, 12 Oktober 2020.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*