Paus Fransiskus Terbitkan Ensiklik “Fratelli Tutti”, Relevan untuk Sekolah Katolik di Indonesia

Ilustrasi: Paus Fransiskus menerbitkan Ensiklik "Fratelli Tutti" yang relevan untuk sekolah Katolik di Indonesia. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo)
Ilustrasi: Paus Fransiskus menerbitkan Ensiklik "Fratelli Tutti" yang relevan untuk sekolah Katolik di Indonesia. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Sekolah Katolik bukanlah komoditas, tetapi komunitas peradaban kasih persaudaraan. Sekolah Katolik harus menjadi ruang perjumpaan yang terbuka bagi yang lain sebagai sesama saudara dan saudari.

Demikian diungkapkan Ketua Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) Indonesia, Pastor Dr. Vinsensius Darmin Mbula OFM menanggapi ensiklik “Fratelli Tutti” yang diterbitkan Paus Fransiskus, awal Oktober lalu. “Fratelli Tutti” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “Saudara sekalian”.

BACA JUGA:

“Fratelli Tutti”, lanjut Pastor Darmin, amat aktual dan relevan dalam konteks Indonesia. Indonesia yang ditandai semangat menjunjung persaudaraan dalam keragaman budaya, bahasa, dan agama.

MNPK, kata Pastor Darmin, berkomitmen menjadikan spirit “Fratelli Tutti” sebagai visi, misi, dan tujuan sekolah-sekolah Katolik di Indonesia. Hal ini juga seiring dengan program MNPK mewujudkan sekolah sebagai komunitas peradaban kasih persaudaran yang harmonis, humanis, dan ekologis.

Untuk itu, MNPK akan membuat desain kurikulum berbasis holistik bagi kehidupan yang baik, bahagia, dan damai dengan mengintegrasikan nilai-nilai persaudaraan dalam setiap mata pelajaran. Selain itu, akan menata lingkungan budaya sekolah yang humanis dan ekologis, serta membiasakan saling memaafkan, menolong, dan menyapa dengan santun.

MNPK berkomitmen, mendorong sekolah-sekolah Katolik agar mempersiapkan guru-guru yang mampu mengaktualisasikan cita-cita tersebut.

Aksi nyata yang bisa mulai dikembangkan sekolah Katolik sesuai spirit “Fratelli Tutti”, misalnya dengan berkunjung atau live in di pesantren atau komunitas keagamaan lainnya, agar sejak dini siswa menjumpai dan memaknai keragaman masyarakat Indonesia. Atau bersama komunitas agama dan budaya yang hidup di sekitar sekolah Katolik, menggelar kegiatan seni budaya lokal sebagai ruang perjumpaan untuk membangun persaudaraan sejati.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*