Resmi Diluncurkan Unika Atma Jaya, Ini Keistimewaan Laboratorium Covid-19 dan Farmakogenomik

Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)
Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)
Sharing for Empowerment

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya meresmikan Lab Covid-19 dengan klasifikasi Bio Safety Level 2+ di Kampus 2 Pluit, serta lab kolaborasi dengan Nalagenetics untuk pemeriksaan Farmakogenomik. Lab Bio Safety Level 2+ ini melengkapi fasilitas FKIK UAJ kampus 2 Pluit yang didedikasikan sebagai Center for Health Development. Peresmian lab ini juga menandai syukur dan sumbangsih FKIK UAJ untuk lustrum ke enam puluh tahun Unika Atma Jaya. Penggunaan lab ini salah satunya untuk pemeriksaan RT-PCR Covid-19 yang saat ini sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Lab Farmakogenomik dilakukan dengan kolaborasi riset melalui kerja sama dengan Nalagenetics, perusahaan teknologi medis berbasis di Singapura. Lab farmakogenomik dikembangkan untuk menilai risiko pemberian obat-obatan, terutama untuk obat-obat yang memiliki margin keamanan yang sempit, serta obat-obatan yang harus diminum untuk jangka waktu yangpanjang. Kolaborasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memajukan pengetahuan dan aplikasi dari ilmu genetika dalam dunia Kesehatan khususnya di Indonesia.

JAKARTA, KalderaNews.com – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) meresmikan penggunaan Lab Covid-19 Bio Safety Level 2+ (BSL2+) di Kampus 2 Pluit Jakarta serta Lab Farmakogenomik. Kampus yang didedikasikan sebagai Center for Health Development ini membawahi empat program studi yaitu sarjana kedokteran, profesi kedokteran, farmasi dan magister biomedik. Peresmian lab ini turut melengkapi fasilitas FKIK untuk terus menjadi fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia dan membawa kontribusi bagi bangsa. Lab Bio Safety Level 2+ didedikasikan untuk menunjang penelitian unggulan infeksi dari Fakultas maupun dari Prodi Magister Biomedik. Lab Biosafety Level 2+ memiliki fasilitas keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Lab Biosafety Level 2 biasa, yaitu adanya tekanan negatif serta protokol yang mendekati Biosafety Level 3. Dengan demikian pengerjaan pathogen berbahaya di laboratorium ini aman untuk lingkungan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di lab ini antara lain mendukung program pemerintah dalam mengatasi pandemik dengan melakukan pemeriksaan RT-PCR untuk diagnosis Covid-19. Selain itu di dalam lab BSL2+ ini juga dimungkinkan melakukan penelitian beberapa jenis agen infeksi yang tidak mungkin dilaksanakan di lab dengan level yang lebih rendah.

Lab Farmakogenomik hasil kerja sama dengan Nalagenetics ditujukan untuk melakukan pemeriksaan genetik untuk menilai risiko pemberian obat-obatan. Khususnya untuk obat yang memiliki margin keamanan yang sempit, atau obat-obatan yang harus digunakan untuk jangka panjang, seperti obat kanker, obat anti-epilepsi, obat pengencer darah, dll. Hasil riset dari kedua lab ini didedikasikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan di Indonesia.

Farmakogenomik (PGx) sendiri merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang menelusuri bagaimana susunan genetik seseorang dapat mempengaruhi respon individu tersebut terhadap pengobatan. Farmakogenomik dapat membantu klinisi memprediksi respon obat pasien berdasarkan varian gen. Tes seperti ini dapat membantu mengurangi risiko kesalahan peresepan obat, memprediksi risiko efek samping pengobatan, sehingga membantu pasien menghemat biaya, meningkatkan keamanan pengobatan dan mempercepat mencapai dosis optimum pemberian obat yang sering membutuhkan fase “trial-and-error”.

BACA JUGA:

Kehadiran kedua lab ini menambah fasilitas lab unggulan FKIK sebagai fasilitas untuk penelitian baik bagi dosen, maupun untuk mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Magister Biomedik, untuk mampu menghasilkan karya ilmiah di level yang lebih tinggi. Peresmian kedua lab ini juga sebagai rangkaian peringatan lustrum ke enam puluh yang membawa tema “Dari Atma Jaya untuk Indonesia: Transformasi Manusia Unggul dan Kepedulian.”

Rektor Unika Atma Jaya, Dr.A.Prasetyanto mengucapkan selamat atas diresmikannya lab ini. “Pandemi telah membuka pemahaman publik dan pemerintah mengenai pentingnya hasil riset dan para ahli dilibatkan dalam penyusunan kebijakan publik. Lab ini adalah sumbangsih kami agar hasil-hasil risetnya dapat menjadi rujukan penyusunan strategi kesehatan nasional.”

Dekan FKIK Unika Atma Jaya, Dr. Yuda Turana, menyatakan bahwa pengembangan lab unggulan Biomedik merupakan fondasi dasar peta pengembangan menuju penelitian berskala internasional dan adanya kolaborasi dengan Nalagenetics akan mengakselerasi proses pengembangan tersebut. Saat Pandemik Covid ini, Lab inipun mendapat kepercayaan dan dukungan Dinas Kesehatan DKI untuk menjadi lab rujukan Covid. Menjadi bukti nyata bahwa peran Atma Jaya dalam menjalankan tridarma Perguruan Tinggi untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi pandemik ini.

Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)
Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)

Nalagenetics, sebagai perusahaan teknologi medis yang berfokus pada precision medicine dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, sebuah universitas dengan fakultas ilmu kedokteran dan kesehatan terdepan di Indonesia telah melakukan kerjasama riset untuk memvalidasi panel diagnostik farmakogenomik yang melibatkan lima farmakogen paling umum dan dapat menilai efek genetik dari berbagai obat berhubung dengan kardiovascular, psikiatri, dan penyakit kronis lainnya. Kedua lembaga ini berharap kerja sama riset ini akan menjadi langkah pertama untuk mengerti lebih dalam tentang pengaruh dari variasi genetik terhadap keamanan dan efikasi pengobatan pada populasi orang Indonesia.

Berdasarkan data di Singapura, sekitar 8% kasus pasien yang dirawat di rumah sakit disebabkan oleh efek samping obat (adverse drug reactions/ADR). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar 50% dari obat yang diresepkan memiliki kontribusi positif untuk perjalanan penyakit pasien. Terdapat sekelompok obat yang diresepkan menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa efek samping obat memiliki hubungan dengan varian genetik tertentu, sehingga sebenarnya kejadian tersebut dapat dicegah.

Tes farmakogenomik mencari biomarka tertentu (varian genetik) di dalam tubuh yang terkait dengan respon obat. Mengetahui profil genetik pasien dapat memberikan para dokter informasi yang lebih mendalam tentang obat-obat mana yang dapat menyebabkan efek samping dan yang mungkin bersifat kurang efektif untuk pasien terkait, karena proses metabolisme yang berbeda. Ini akan meningkatkan efektivitas pengobatan dengan dosis yang lebih akurat, disesuaikan untuk setiap individu. Kerjasama ini membuka jalan untuk mengimplementasikan farmakogenomik di Indonesia, serta untuk mendukung adopsi farmakogenomik dalam praktek klinis. Penelitian di bidang ini juga didukung oleh staf pendidik dari prodi Magister Biomedik, Kedokteran dan Farmasi yang bernaung di bawah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya

Acara peresmian berlangsung secara virtual sehingga tetap mematuhi protocol kesehatan dan dilanjutkan dengan diskusi singkat bersama Kaprodi Magister Biomedik Unika Atma Jaya, Dr.dr. Soegianto Ali, M.Med.Sc.dan Levana Sani, BSc, MBA, CEO dan Co-Founder Nalagenetics.

Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)
Aktivitas penelitian di Laboratorium Covid-19 Bio Safety Level 2+ Kampus 2 Pluit FKIK Unika Atma Jaya (KalderaNews/Dok. Humas Atma Jaya)

Dr. dr. Soegianto Ali, M.Med.Sc menyampaikan bahwa fasilitas lab ini selain untuk kolaborasi riset juga digunakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa magister biomedik sebagai tempat praktikum mereka. Program Magister Biomedik memiliki tiga peminatan yaitu infectious disease, aging process dan neuroscience. Keberadaan lab dan mitra kolaborasi riset merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa mengembangkan kompetensi dan jejaring mereka. Selain kedua lab yang hari ini diresmikan, terdapat juga banyak lab lainnya yang digunakan untuk fasilitas penelitian maupun pendidikan, seperti lab hewan rodent, lab protein dan serologi, lab phytokimia, dll.

Levana Sani, BSc, MBA, CEO dan Co-Founder Nalagenetics yang turut hadir dalam peresmian menyatakan “Kami sangat senang untuk melakukan kerjasama dengan Universitas Atma Jaya, salah satu universitas di Indonesia dengan fakultas ilmu kedokteran dan kesehatan terdepa n, untuk berbagi ilmu dan kemampuan dalam bidang farmakogenomik. Kerjasama ini memiliki potensi untuk membangun pemikiran masa depan yang dibutuhkan Indonesia dalam bidang personalized medicine.”

Astrid Irwanto, Ph.D, COO dan Co-Founder Nalagenetics yang juga alumni Unika Atma Jaya mengungkapkan kebahagiaannya karena bisa kembali ke kampus dan berkolaborasi “Merupakan suatu kesenangan tersendiri untuk bisa berkolaborasi dengan alma mater. Saya sangat bersyukur untuk dukungan yang diberikan oleh dan saya menantikan untuk menyalurkan dampak dari personalized medicine di Indonesia bersama!” –

Selain memulai kerjasama riset untuk farmakogenomik, Nalagenetics dan Atma Jaya juga melakukan kolaborasi riset sebagai respon terhadap pandemi COVID-19 saat ini. Tujuan dari kolaborasi riset tersebut adalah untuk mengoptimasi proses dari metode deteksi genom SARS-CoV-2 untuk keperluan diagnostik. Salah satu penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan efisiensi pemeriksaan dengan optimasi beberapa tahapan dalam pemeriksaan RT-PCR bagi Covid-19. Kami berharap dengan memulai seluruh kerjasama ini, kita dapat memajukan pengetahuan dan aplikasi dari ilmu genetika dalam dunia kesehatan.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*