JAKARTA, KalderaNews.com – Digital Marketing Practitioner & Area Manager RedDoorz, Oey Kristian mengakui RedDoorz memang terdampak pandemi Covid-19 karena mau keluar saja saat ini was-was. Kendati demikian, dampak tersebut menurutnya tidak terlalu signifikan karena pihaknya memanfaatkan digital marketing.
RedDoorz bertahan di tengah pandemi Covid-19 dengan 1.725 properti di 5 negara di Asia, tandasnya, dengan mengedepankan experience dari customers.
BACA JUGA:
- TOP CSR Awards 2020 Dihelat di Tengah Pandemi Covid-19, Seperti Ini Suasananya
- CSR Perusahaan Saat New Normal Butuh Strategi dan Protokol Jitu
- 15 Poin Protokol Pelaksanaan Salat Idul Adha di Masa Pandemi COVID-19
- Duh, Ada 79 Kabupaten/Kota Masih Bandel dalam Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19
- Mendikbud Minta Maaf dan Berharap Muhammadiyah, NU dan PGRI Kembali Gabung POP
Hal ini ditegaskannya saat menjadi narasumber webinar yang diselenggarakan KALBIS Institute bertajuk “Digital Marketing 101 (in Hospitality Management)” dengan host Ketua Program Studi Manajemen KALBIS Institute, Anjar Astono Dwi, S.S., M.M pada Sabtu, 8 Agustus 2020.
Ia menegaskan apa yang dibutuhkan traveler adalah experience. RedDoorz menangkap peluang bahwa apa yang saat ini urgent adalah budget hotel yang affordable, tapi fasilitas memuaskan.
Secara khusus di tengah pandemi Covid-19, RedDoorz melalukan promosi dan campaign yang kuat secara digital, khususnya properti yang join dengan RedDoorz wajib menerapkan protokol kesehatan. RedDoorz menginformasikan hal ini melalui media sosial.
Upaya ini membuahkan hasil. Dari data yang dibagikannya terlihat bagaimana RedDoorz bangkit saat pandemi Covid-19, salah satunya karena digital marketing yang dilakukannya seperti terlihat dalam grafik di atas.
Terlihat jelas pada April dan Mei ada penurunan, tetapi mulai Juni terlihat titik balik kebangkitan RedDoorz.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply