Memulihkan Pariwisata di Tengah Pandemi, Begini Kata Akademisi Unika Atma Jaya

Ilustrasi: Industri pariwisata di Bali mulai bergairah di tengah pandemi Covid-19. (Ist.)
Ilustrasi: Industri pariwisata di Bali mulai bergairah di tengah pandemi Covid-19. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Pemerintah sudah menyiapkan pemulihan sektor pariwisata setelah terpuruk gegara pandemi Covid-19. Maka, dibutuhkan strategi dan terobosan serius untuk kembali menggairahkan pariwisata di dalam negeri.

Menatap persoalan ini, akademisi Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta mengingatkan dampak dan risiko yang timbul jika terjadi kegagalan implementasi protokol kesehatan di industri pariwisata nasional.

BACA JUGA:

“Pertimbangan untuk membuka kembali akses publik ke pelbagai destinasi pariwisata serta memberikan ijin kepada pihak pengelola dan pengusaha di sektor pariwisata untuk beroperasi berdasarkan konteks tatanan baru, sebaiknya mempertimbangkan konsekuensi terburuk dari kelalaian implementasi protokol kesehatan,” kata pengajar Prodi Pariwisata Unika Atma Jaya Dr. Yerik Afrianto Singgalen.

Hal ini juga diungkapkan peneliti dari University of Louisiana at Lafayette, Amerika Serikat, Dr. Ignatius Cahyanto. Ia menyebut, pandemi Covid-19 ini seharusnya menjadi masa bagi sektor pariwisata untuk berefleksi dan berbenah. Terlebih mengingat fenomena over-tourism yang mengancam daerah-daerah wisata.

“Inilah saat yang tepat bagi dunia pariwisata untuk merefleksikan dan memperbaiki aneka persoalan pada industri ini, salah satunya uncontrolled development of tourism yang belakangan menjadi isu untuk banyak objek wisata yang kewalahan mengakomodir pengunjung sebelum pandemi,” ujar Cahyanto.

Jika pariwisata dibuka kembali, menurutnya, travelling akan kembali jadi barang mewah bagi banyak orang, lantaran banyaknya kewajiban yang harus dilengkapi sebelum melakukan perjalanan.

Hal tersebut didiskusikan dalam seminar online bertajuk Tourism and Disaster. Webinar ini digelar program studi Pariwisata Unika Atma Jaya untuk membahas ancaman bencana yang menghantam sektor pariwata serta langkah-langkah untuk memulihkan sektor pariwisata nasional.

Kedua akademisi itu juga menekankan pentingnya menyiapkan secara matang protokol kesehatan jika tempat wisata memang akan dibuka. Banyak kenyamanan yang sebelumnya dicari ketika mengunjungi tempat wisata akan bergeser atau justru dihilangkan.

Misal, kita harus rela kecewa sebab mesti duduk berjarak dengan teman atau keluarga ketika berada di objek wisata. Atau kita juga harus direpotkan dengan membawa antiseptik atau pelindung diri. Kapasitas pengunjung objek wisata juga mesti dibatasi.

Maka, Yerik mengingatkan agar pemerintah mengoptimalkan komunikasi serta koordinasi dengan para pemangku kepentingan di sektor wisata mengenai kesiapan pengusaha dan pengelola destinasi pariwisata. Para pengelola pun harus sanggup memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Prodi Pariwisata Unika Atma Jaya merupakan finalis dan penerima penghargaan dari Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019. Prodi Pariwisata Unika Atma Jaya berhasil menjadi Finalis Pendampingan Desa Wisata Mangrove Pandansari pada Kegiatan Apresiasi Pendampingan Desa Wisata oleh Perguruan Tinggi 2019. (yp)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*