![Bermain game online Permainan dalam gadget menjadi pelarian utama remaja untuk dapat tetap di rumah saja hingga dapat berujung menjadi adiktif. (KalderaNews/Ist)](/wp-content/uploads/2020/05/playing-game.jpg)
JAKARTA, KalderaNews – Kegiatan pembelajaran dari rumah atau school from home (SFH) akibat adanya pandemi Covid-19 menimbulkan dampak krisis bagi remaja. Apalagi kegiatan SFH sudah berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari dua bulan.
Transisi terjadi dalam diri remaja dari yang biasanya di sekolah dan di luar rumah menjadi di rumah saja. Hal ini menyebabkan krisis hingga remaja dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru.
Krisis yang dialami remaja tersebut diungkapkan oleh Dosen Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Pinkan Margaretha, Mpsi. dalam sebuah seminar di Jakarta. Berikut ulasannya.
BACA JUGA:
- 5 Hal Penting Jika Sekolah akan Dibuka Lagi Juli 2020
- 8 Tip Cegah Kebosanan Saat di Rumah Saja Selama Wabah Covid-19
- Kepoin 7 Tip Buat Pendidik dan Orang Tua dari Mas Nadiem
- 3 Tips Inspiratif Obama kepada Lulusan SMA Tahun 2020
1.Tingkat kekhawatiran yang tinggi
Virus Corona memang tidak mudah menyerang kesehatan dan keselamatan jiwa remaja. Namun terpaan berbagai informasi terkait Covid-19 membuat remaja memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi. Apalagi mereka dapat menjadi carrier virus bagi orang dewasa yang merupakan keluarga dan orang-orang terdekat dari mereka.
2. Kehilangan momen penting
Kebijakan untuk belajar di rumah membuat momen-momen penting yang hanya terjadi satu kali dalam di kehidupan remaja harus hilang. Salah satunya ialah perayaan kelulusan dalam bentuk wisuda ataupun pesta perpisahan (farewell party). Hilangnya momen ini tentu membuat remaja kecewa dan sedih.
Leave a Reply