JAKARTA, KalderaNews.com – Siswa PENABUR Secondary Kelapa Gading (PSKG) Jakarta bernama lengkap Jonathan Nicholas Yap ini memang berkeinginan sekolah atau kuliah ke luar negeri sejak masih SD. Keinginan itu pun kini terwujud. Ia berhasil meraih beasiswa parsial (tuition grant) ke Nanyang Technological University (NTU) di Singapura.
“Keinginan studi ke luar negeri itu sejak kecil, mungkin dari SD. Di lingkungan sosial saya, temen-temen dan keluarga itu beberapa ada yang kuliah ke luar negeri. Tapi alasan utamanya bukan lingkungannya, tetapi dari sisi diri sendiri penasaran ingin kuliah ke luar negeri,” tegasnya saat berbincang dengan KalderaNews dalam program EduTalk.
Tak pelit dengan pengalaman, ia pun tak hanya berbagai pengalaman, tetapi juga tip dan trik mendapatkan beasiswa S1 ke luar negeri. Informasi yang disampaikan Jonathan ini tentu penting juga bagi pelajar SMA/sederajat yang ingin kuliah ke luar negeri, tapi selama ini sekolah dengan kurikulum nasional.
BACA JUGA:
- Dapat Beasiswa S1 ke NTU Singapura, Jonathan Nicholas Yap Ingin Membangun Indonesia
- 8 Tip Cegah Kebosanan Saat di Rumah Saja Selama Wabah Covid-19
- Lulus SMA Mau Kuliah ke Luar Negeri, Albert Johansen Lay: Giat Belajar dan Skill Writing Inggris
- Amazing! Begitu Lulus, Siswi SMA ini Langsung Dapat Beasiswa ke Florida
- Keren Nih, Kania Khairunissa, Siswi SMA Islam Al-Azhar BSD Lolos Seleksi di 5 Universitas Australia
- 5 Hal Penting Jika Sekolah akan Dibuka Lagi Juli 2020
- Berikut Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Mulai 8 Juni 2020
- Begini 3 Langkah Minta Keringanan Uang Biaya Kuliah (UKT) di PTN
“Tesnya beda dengan kurikulum nasional. Mirip A Levels punya Cambridge. Makanya, misalnya dari sekolah nasional ataupun yang lainnya biasanya ikut kursus. Di Jakarta ada beberapa kursus memang ngajar kurikulum untuk kuliah di Singapura,” tegasnya.
Perjalanan awalnya untuk bisa kuliah ke luar negeri dimulai dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya lewat edufair dan internet.
Sementara itu, terkait dengan beasiswa ke Singapura ia menjelaskan, beasiswa ke NTU dan NUS itu biasanya ada 3 level:
- Full Scholarship (100% biaya kuliah ditanggung dan dapat uang jajan) yang dinamakan ASEAN Scholarship.
- Tuition Grant (Partial Scholarship), sekitar 50% uang kuliah ditanggung oleh MOE (Ministry of Education) atau Kemendikbudnya Singapura. Sebagai timbal baliknya, awardee harus kerja selama 3 tahun di perusahaan Singapura atau perusahaan Singapura yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, terikat kontrak kerja selama 3 tahun. Beasiswa ini yang diraih Jonathan Nicholas Yap.
- Bayar full sendiri (self funded).
“Gua sendiri sih nggak papa ada kontrak kerja 3 tahun, karena biasanya habis kuliah, kita memang perlu juga dapat pengalaman. Mana mungkin kita habis kuliah langsung nyemplung. Kita kerja dan cari pengalaman dulu. 3 tahun nggak papa lah,” akunya santai.
Berikut ini beberapa tahapan untuk mendaftar beasiswa ke NTU dari pengalamannya:
- Mendaftar dengan menggunakan nilai rapor dan dokumen-dokumen lainnya ke website NTU langsung. Pendaftaran ini bisa dilakukan secara mandiri karena sudah online.
- Setelah mendaftar, akan ada panggilan untuk tes, kalau dinilai bagus oleh pihak NTU. Waktu tes di Serpong ada 700 orang, sementara itu tes di Medan dan Singapura ada 500 orang. Total ada 1.200 orang yang ikut tesnya. Karena ia ambil teknik sipil, tesnya Matematika, Bahasa Inggris dan Fisika.
- Kira-kira 2 bulan baru dapat hasil tes lewat email. Kalau masuk disebutin masuk, kalau nggak masuk disebutin nggak masuk. Begitu juga kalau masuk tapi nggak dikasih subsidi juga akan dikasih tahu. Begitu juga yang dapat beasiswa full atau tution grant dikasih tahu langsung.
- 3-4 hari setelah pengumuman dipanggil untuk wawancara. Kalau berhasil, 2-3 hari sudah dapat pengumumannya.
“Saya daftar NTU awal Desember dan dapat undangan tes itu Januari awal. Kemudian tesnya 8-9 Februari. Terus dapat pengumumannya masuk NTU itu Maret 2020 dan 3-4 hari yang kemudian bagi yang layak dapetin ASEAN Scholarship diundang untuk interview,” aku remaja yang hobi main basket dan baca buku tersebut.
Selanjutnya, remaja kelahiran Jakarta, 20 September 2002 ini pun berbagi 4 tip bagi milenial Indonesia supaya bisa dapat beasiswa ke luar negeri setamat SMA:
- Cari informasi dari internet karena saat ini sudah zamannya internet.
- Bisa juga cari informasi dari para alumni penerima beasiswa ke Singapura.
- Ikut edufair. Ia meneegaskan kita kadang merasa udah ngerti banyak, padahal sebanarnya ada yang belum kita tahu, seperti adanya tempat-tempat les yang fokus nawarin masuk Singapura.
- Latih bahasa Inggris. Ia berujar mau ke Singapura, Amerika atau stay di Indonesia pun, bahasa Inggris itu sangat penting, karena itu dipakai sebagai bahasa pengantar internasional. “Bicara bahasa Inggris itu penting, tapi juga menulis. Banyak siswa Indonesia kurang sadar pentingnya menulis. Banyak yang berpikir bisa berbahasa itu dari berbicara saja, padahal membaca dan menulis itu sama pentingnya. Apalagi kalau untuk yang mau daftar ke Amerika benar-benar writing intensive,” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply