Penelitian Korelasi Air Liur dan Kecerewetan Anak SMA Juarai Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0)

Adnan Hasyim Wibowo dan Tri Ardian Rinalda dari SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia saat presentasi di acara grand final kompetisi unik dan nyeleneh Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0) dengan tagline “Fun Horizon of Scientific Research”. Grand final dihelat secara Live di Channel YouTube Swiss German University, Selasa 21 April 2020
Adnan Hasyim Wibowo dan Tri Ardian Rinalda dari SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia saat presentasi di acara grand final kompetisi unik dan nyeleneh Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0) dengan tagline “Fun Horizon of Scientific Research”. Grand final dihelat secara Live di Channel YouTube Swiss German University, Selasa 21 April 2020 (KalderaNewsYoutube SGUJS de Britto)
Sharing for Empowerment

TANGERANG, KalderaNews.com – Juri Grand Final Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0) yang terdiri dari atas juri internal: Dr. Abdullah Muzi Marpaung (Food Technology Lecturer) dan Dr. rer. -nat. Filiana Santoso (Rector of SGU) dan juri external: Ade Sulaeman (Digital Initiative Editor Kompas Gramedia Group of Magazine), Dr. Yenny Meliana (Kepala Pusat Penelitian Kimia – LIPI), dan Evan Yohan Kanter, B.A. (President Director of Sigma Sembada Group & Board Member of Foundation SGU) menobatkan SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo sebagai juara Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0).

Mereka yang berbahagia karena menjadi pemenang adalah 2 siswa SMAU CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yakni Adnan Hasyim Wibowo dan Tri Ardian Rinalda dengan guru pendamping SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, Nur Kholis Novianto, M.Pd.

Tim SMAU CT ARSA Foundation Sukoharjo membawakan topik “Korelasi antara Kandungan Air Liur terhadap Tingkat Kecerewetan Siswa di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo (Correlation Between Saliva Components and Student Talkative Degree in CT Foundation Sukoharjo Senior High School)

BACA JUGA:

Dalam penelitiannya disampaikan bawha kecerewetan ini berasosiasi dengan mulut yang banyak mengoceh yang di dalamnya menghasilkan saliva (air liur). Berdasarkan hal ini peneliti berasumsi bahwa kandungan air liur seseorang memiliki korelasi dengan kecerewetan orang tersebut.

Hipotesis ini membawa peneliti untuk melakukan penelitian di SMA Unggulan CT ARSA Foundation sukoharjo yang memiliki populasi siswa sejumlah 353 jiwa. 10 sampel diambil secara acak dari populasi tersebut untuk diminta mengisi survei kecerewetan, dinilai tingkat kecerewetannya menurut populasi, dan mengumpulkan air liur untuk dilakukan uji kandungan.

Ternyata berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa air liur siswa yang terindikasi cerewet berdasarkan nilai survei mengandung lebih banyak protein serta memiliki suhu yang lebih tinggi dan pH yang lebih rendah. Sehingga peneliti menyimpulkan terdapat korelasi antara kandungan air liur dengan kecerewetan.

Berdasarkan hasil tersebut peneliti memberikan saran kepada peneliti lain, masyarakat umum, dan pemerintah untuk mengoptimalkan kecerewetan positif siswa sebagai pemuda bangsa untuk membangun negara.

Para peneliti milenial ini secara khusus juga memberikan saran untuk masyarakat umum:

  • Bagi pembaca yang ingin lebih aktif dalam berbicara (cerewet) sehingga dapat menguatkan soft skill dengan cerewet yang positif untuk dapat lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan asam untuk meningkatkan deposisi dalam saliva yang dapat mempengaruhi kandungan protein FOXP 2 dan suhu metabolisme tubuh sehingga kecerewetan dapat meningkat
  • Bagi pembaca yang ingin mengurangi kecerewetannya untuk dapat mengurangi hal-hal yang disebutkan dalam poin a.
  • Mengatur pola makan dan asupan yang dapat mempengaruhi kecerewetan, karena kecerewetan sangat bermanfaat apabila dikelola dengan baik.

Selanjutnya saran kepada pemerintah yaitu untuk dapat membaca dan mempublikasikan penelitian ini karena dapat mempengaruhi kualitas anak bangsa yakni dalam hal talkative sehingga anak-anak muda kreatif tidak hanya bisa menjadi netizen yang budiman, namun juga dapat speak up karya dan pendapatnya dengan cara yang positif dengan menjadi cerewet untuk Indonesia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*