JAKARTA, KalderaNews.com – Pak Guru Zane Powles menuai pujian karena setiap hari berjalan kaki lebih dari delapan kilometer, mengantarkan makanan ke rumah murid-muridnya yang kurang mampu di tengah pandemi virus corona.
Sejak 20 Maret lalu, saat sekolah-sekolah di Inggris ditutup dan murid harus belajar di rumah, Zane Powles mengantarkan 75 paket makan siang setiap hari.
Pria berusia 47 tahun yang sehari-hari menjabat asisten kepala sekolah di Sekolah Dasar Western Primary School di Grimsby, Inggris, menghabiskan waktu rata-rata 1 jam 45 menit untuk menyambangi rumah murid-murid.
BACA JUGA:
- 21 Guru di NYC Meninggal karena Covid 19
- EDUTALK: Pandemi Corona, Pelajar Indonesia di Belanda Pulang. Gimana Nasib Kuliahnya?
- KIP Kuliah Masih Terbuka untuk Mahasiswa Baru Sampai Semester 3, Begini Cara Dapatnya
- Paskah Telah Tiba, Berikut Inspirasi Ucapan Selamat Paskah Bahasa Indonesia dan Inggris
- Tips Mahasiswa Inggris Memilih Fakultas Kedokteran yang Cocok
- Buat yang Males Baca, Nih Kiat Sukses Membuat Motivation Letter untuk Beasiswa ke Luar Negeri
- Kamu Gagal SNMPTN 2020? Tak Perlu Baper dan Berkecil Hati, Ini 6 Pilihan Lainnya
Dia akan mengetuk pintu rumah satu per satu, lalu meninggalkan bungkusan makanan di depan pintu. Setelah itu ia akan mundur kira-kira sampai pada jarak yang aman, untuk memastikan paket makanan tersebut telah diambil.
Menurut Zane, ia melakukan hal ini “untuk memastikan bahwa anak-anak yang rentan itu memperoleh makanan setidaknya satu kali sehari.”
“Ada banyak orang yang merisikokan hidup mereka di garis depan untuk mengantarkan obat-obat sebagai relawan, dan saya melakukan ini karena adalah sangat baik untuk memberikan bantuan selagi saya bisa,” lanjut dia, sebagaimana dilaporan oleh The Sun.
Zane menambahkan, mengantarkan makanan secara langsung ke rumah-rumah mereka merupakan cara yang lebih baik, ketimbang orang tua mereka yang datang ke sekolah. Cara ini dipandang dapat mengurangi risiko menyebarnya virus corona.
Zane, ayah dari tiga anak, Jai (23 tahun), Bailey (21 tahun) dan Emil (19 tahun) lebih memilih berjalan kaki daripada mengendarai sepeda atau mobil karena dengan demikian ia dapat menikmati berinteraksi dengan para orang tua murid sepanjang perjalanannya.
“Ketika semakin banyak orang tahu (bahwa dirinya mengantarkan makanan kepada murid-muridnya, Red), orang-orang mulai keluar dari rumahnya dan mengucapkan selamat kepada saya pada saat mengantarkan makanan,” tutur dia.
Bagi Zane, ini adalah caranya berkontribusi pada masyarakat di tengah situasi yang sulit saat ini. (SM)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply