Grand Final IFSA 2.0 SGU Tetap Dihelat di Tengah Wabah Covid-19

Rektor Swiss German University (SGU), Dr. rer. nat. Filiana Santoso saat memberikan sambutan di acara Grand Final "Indonesian Fun Science Awards 2.0" yang Live di Channel YouTube Swiss German University, Selasa 21 April 2020
Rektor Swiss German University (SGU), Dr. rer. nat. Filiana Santoso saat memberikan sambutan di acara Grand Final "Indonesian Fun Science Awards 2.0" yang Live di Channel YouTube Swiss German University, Selasa 21 April 2020 (KalderaNews/Youtube SGU/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

TANGERANG, KalderaNews.com – Wabah Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak menghalangi dan menghambat pelaksanaan grand final kompetisi unik dan nyeleneh Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0) dengan tagline “Fun Horizon of Scientific Research”. Grand final dihelat secara Live di Channel YouTube Swiss German University, Selasa 21 April 2020.

Diprakarsai oleh Fakultas Life Sciences & Technology di Swiss German University (SGU) Alam Sutera, Tangerang, acara ini diselenggarakan sebagai pembuktian bahwa ilmu pengetahuan atau science bisa begitu asyik dan kece di kalangan milenial SMA.

Dekan Fakultas Life Science and Technology SGU, Dr. Dipl.-Ing. Samuel P. Kusumocahyo dalam sambutannya menegaskan bahwa Covid-19 boleh membatasi pergerakan dari rumah, tetapi wabah ini tidak dapat membatasi ide, kreativitas dan inovasi.

BACA JUGA:

“Kegembiraan kita hari ini bukan karena ada yang terpilih sebagai juara pertama, tetapi karena di tengah-tengah wabah Covid-19 ini kalian semua tetap memiliki semangat. Itu yang paling penting di tengah wabah virus ini. Semangat jangan dibatasi oleh PSBB atau lockdown ini. Kreativitas dan inovasi harus terus berjalan, terutama bagi generasi muda. Hari ini kita menggunakan Zoom karena keterbatasan mobilitas,” tandasnya.

Hal senada ditegaskan oleh Rektor Swiss German University (SGU), Dr. rer. nat. Filiana Santoso. Ia menegaskan Grand Final “Indonesian Fun Science Awards 2.0 hari ini adalah bukti bahwa ilmu science itu tidak bisa dibatasi oleh peraturan PSBB atau virus.

“Ini adalah bukti bahwa kita semua diam di rumah, tetapi ide, kreativitas dan sumbangsih buat kemajuan ilmu science itu tidak bisa dibatasi oleh peraturan PSBB atau virus,” tandasnya.

“Kalau akhir-akhir ini kita selalu mendengar tentang wabah Corona. Saya sendiri kadang sudah mulai bosen membaca banyak berita tentang Corona, tapi hari ini mari membuktikan bahwa bukan cuma Corona yang bisa mewabah, tapi Fun Science di kalangan anak muda juga akan bisa mewabah, bahkan menjadi lebih besar efeknya daripada Corona ini,” imbuhnya.

Ia mengakui, melihat tema-tema yang sudah ada, ia bahkan sampai tertawa sendiri. “Saya sampai ketawa-ketawa sendiri melihat dan membaca judul-judulnya. Kalian luar biasa.”

“Kalau nggak ada Corona kita belum jadi seleb-seleb di Youtube. Tapi sekarang sudah bisa bilang gue nampil lho di Youtube. Segala sesuatu ada a blessing in disguise,” tandasnya.

Grand Final Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0) ini menghadirkan 5 (lima) finalis yang telah diseleksi dari 84 paper pelajar SMA di Indonesia yang dipilih menjadi 20 dan hari ini ada 5 finalis yang akan dipilih juara pertamanya.

Adapun juri yang terlibat dalam grand final ini terdiri atas juri internal dan juri external, yakni

Juri Internal

  1. Dr. Abdullah Muzi Marpaung (Food Technology Lecturer)
  2. Dr. rer. -nat. Filiana Santoso (Rector of SGU)

Juri External

  1. Ade Sulaeman (Digital Initiative Editor Kompas Gramedia Group of Magazine)
  2. Dr. Yenny Meliana (Kepala Pusat Penelitian Kimia – LIPI)
  3. Evan Yohan Kanter, B.A. (President Director of Sigma Sembada Group & Board Member of Foundation SGU)

Berikut ini 5 finalis dan tema penelitiannya yang unik:

  1. KORELASI ANTARA KANDUNGAN AIR LIUR TERHADAP TINGKAT KECEREWETAN SISWA DI SMA UNGGULAN CT ARSA FOUNDATION SUKOHARJO (CORRELATION BETWEEN SALIVA COMPONENTS AND STUDENT TALKATIVE DEGREE IN CT ARSA FOUNDATION SUKOHARJO SENIOR HIGH SCHOOL) Oleh: Siswa SMAU CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yakni Adnan Hasyim Wibowo dan Tri Ardian Rinalda 1 dengan guru pendamping SMAU CT ARSA Foundation Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, Nur Kholis Novianto, M.Pd.
  2. ADU WARNA TEKS DALAM MEMBANTU PROSES MENGINGAT:SIAPA YANG MENANG? COMPARING TEXT COLORS IN ENHARCING MEMORIZATION PROCESS: WHICH ONE IS THE BEST? Oleh Siswa SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, yakni Annisa Muizaningtyas Rosyidahlia El Bashor dan Annisa Nurul Hidayah dengan guru pendamping Ulya Granit Pramudita, S.Pd
  3. “UNTUNG ATAU BUNTUNG” SIMBIOSIS ANTAR PELAJAR DALAM MENYIASATI TUGAS SEKOLAH (“ADVANTAGE OR DISADVANTAGE” SYMBIOSES AMONG STUDENTS IN ACCOMPLISHING SCHOOL ASSIGNMENTS) Oleh Siswa SMA Negeri 2 Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yakni Annisa Uswa Sufia dan Brigitta Pungki Yuliashari dengan guru pendamping Tatit Novi Sahara, S.Pd., M.Si.,M.Nat.Sci
  4. APAKAH SEMUT HEWAN YANG DISKRIMINATIF? (ARE ANTS DISCRIMINATING?) Oleh Siswa SMA Negeri 1 Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yakni Nadya Khairussyifa dan Sarah Allycia Vernanda Siregar dengan guru pendamping Dra. Ipa Ratna Mutiara, M.Pd.
  5. PEMANFAATAN APLIKASI TIKTOK SEBAGAI MOOD BOOSTER (THE USAGE OF TIKTOK APP TO INCREASE MOOD LEVEL) oleh Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, yakni Vicky Rian Saputra dan Chantiq Hast Dhuatu dengan guru pendamping Giyato, M.Pd.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*