JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sedang menyiapkan lima strategi untuk menjalankan pembelajaran holistik. Salah satu indikator yang digunakan adalah peningkatan nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia.
PISA merupakan indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global. “Sesuai arahan Presiden, pengembangan sumber daya manusia Indonesia (SDM) unggul harus bersifat holistik. Tak hanya literasi dan numerasi, tapi pendidikan karakter memiliki tingkat kepentingan yang sama,” kata Nadiem setelah mengikuti Rapat Kabinet Terbatas melalui konferensi video di Jakarta.
BACA JUGA:
- UPH Terjunkan Mahasiswa Aktif Jadi Relawan Covid-19
- 50 dari 146 Dokter Baru FK UPH Jadi Relawan Atasi Covid-19
- Alhamdulillah, Mahasiswa yang Terancam DO Kini Bisa Bernafas Lega
- Cek Daerahmu! Inilah Daftar Lengkap 32 Provinsi yang Sudah Terpapar Corona
- Sebanyak 200 Relawan Mahasiswa Terjun ke Wisma Atlet
- Gegara Wabah Corona, UTBK I dan II untuk SBMPTN Ditunda, Gimana Dong
- Tiga Kampus Ini Beri “Tunjangan” Kuota Internet Bagi Mahasiswa untuk Belajar Online
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 adalah: Membaca (peringkat 72 dari 77 negara), Matematika (Peringkat 72 dari 78 negara), dan Sains (peringkat 70 dari 78 negara). Nilai PISA Indonesia juga cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir.
Nah, berikut lima strategi Mas Nadiem untuk mengdongkrak peringkat pendidikan di Indonesia:
Transformasi kepala sekolah
Strategi ini dilakukan dengan memilih generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online. “Marketplace BOS online bertujuan untuk memberikan kepala sekolah fleksibilitas, transparansi, serta waktu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” ujar Nadiem.
Transformasi guru
Kemendikbud akan melaksanakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru. Kemendikbud juga mendorong munculnya kurang lebih 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru dan katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain.
Tingkat kemampuan siswa
Strategi ini dilakukan dengan cara menyederhanakan kurikulum, sehingga lebih fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Untuk itu akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen yang berkala.
Standar penilaian global
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasar literasi dan numerasi siswa. Dua kompetensi inti yang menjadi fokus tes internasional seperti PISA, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS). “Survei karakter dan survei lingkungan belajar akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek nonkognitif, sehingga akan mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik,” ungkap Mendikbud.
Organisasi penggerak pendidikan
Kemendikbud juga akan mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah Penggerak. Kemudian untuk penggunaan platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan (education technology) kelas dunia.
Selain itu, Kemendikbud juga akan menggerakkan puluhan ribu mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk mengajar anak-anak di seluruh Indonesia sebagai bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.
“Dengan strategi ini, diharapkan pelajar Indonesia menjadi pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tegas Nadiem. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply