Indonesia-Belanda Inisiasi Konsep Living Lab untuk Kembangkan Danau Toba

Foto bersama usai penandatanganan nota kesepahaman oleh Rektor IT Del dan perwakilan dari CELTH disaksikan oleh Perwakilan Nuffic Neso, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi dan Konsul Kehormatan Belanda di Medan
Foto bersama usai penandatanganan nota kesepahaman oleh Rektor IT Del dan perwakilan dari CELTH disaksikan oleh Perwakilan Nuffic Neso, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi dan Konsul Kehormatan Belanda di Medan (KalderaNews/Neso Indonesia)
Sharing for Empowerment

MEDAN, KalderaNews.com – Disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan, Pusat Keunggulan Belanda dalam Bidang Hiburan, Pariwisata dan Perhotelan (CELTH) menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi DEL mengenai pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Institut Teknologi Del (Del Institute of Technology), Desa Sitoluama, Toba Samosir, Sumatra Utara, Kamis, 12 Maret 2020.

Penandatangan ini dilakukan dalam rangkaian acara seminar tentang pariwisata berkelanjutan dan kualitas air di Danau Toba yang diselenggarakan di Institut Teknologi DEL. Seminar ini juga dihadiri oleh Raja dan Ratu Belanda sebagai bagian dari program kunjungan kenegaraan mereka di Indonesia.

Sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk menciptakan destinasi wisata baru, kerjasama Indonesia dan Belanda untuk pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan tangguh dibentuk dengan menggunakan konsep Living Lab.

BACA JUGA:

Konsep Living Lab menggabungkan kekuatan dari lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian dari kedua negara bekerja sama dengan komunitas lokal, pengusaha dan pemerintah. Untuk mendukung pengembangan Danau Toba, Living Lab memiliki fokus jangka panjang dengan pembelajaran yang berorientasi pada tindakan, berdasarkan eksperimen yang diambil dari kehidupan nyata.

Sebagai kick-off dari Living Lab pada minggu ini diselenggarakan workshop di Tuktuk, Danau Toba yang difasilitasi oleh CELTH. CELTH merupakan kerja sama antara tiga Universitas Ilmu Terapan di Belanda, antara lain Universitas Ilmu Terapan Breda, Universitas Ilmu Terapan NHL Stenden dan Universitas Ilmu Terapan HZ.

Ketiga universitas tersebut bergabung untuk melakukan penelitian kolaboratif dalam kerja sama yang erat dengan Universitas riset di Belanda yaitu Universitas Wageningen, Universitas Groningen dan Universitas Tilburg.

Ratu Belanda, Maxima Zorreguieta Cerruti berdiskusi dengan mahasiswa program master Imagineering dari Universitas Ilmu Terapan Breda yang ikut terlibat dalam kegiatan Living Lab di Sumatera Utara, Kamis, 12 Maret 2020
Ratu Belanda, Maxima Zorreguieta Cerruti berdiskusi dengan mahasiswa program master Imagineering dari Universitas Ilmu Terapan Breda yang ikut terlibat dalam kegiatan Living Lab di Sumatera Utara, Kamis, 12 Maret 2020 (KalderaNews/Neso Indonesia)

Pada acara yang diselenggarakan selama dua hari ini pemangku kepentingan dari kelompok masyarakat, komunitas maupun individu serta pemerintah daerah membahas skenario masa depan untuk Danau Toba sebagai tujuan wisata berkelanjutan. Pada acara workshop ini kebutuhan lokal mengenai pengembangan pengetahuan dan keterampilan diidentifikasi yang selanjutnya akan berfungsi sebagai masukan untuk agenda Living Lab di tahun-tahun mendatang.

Fase awal Living Lab akan dikerjakan dalam tiga tahun dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Konsulat Belanda di Medan, Nuffic Neso Indonesia, IT DEL, CELTH dan mitranya, lembaga universitas, Wise Steps Foundation.

Pada acara seminar ini, Ratu Belanda, Maxima Zorreguieta Cerruti juga menyempatkan untuk berdiskusi dengan mahasiswa program master Imagineering dari Universitas Ilmu Terapan Breda yang ikut terlibat dalam kegiatan Living Lab di Sumatera Utara.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*