JAKARTA, KalderaNews.com – Masih ingatkah kalian dengan meme hingga cuitan menggelitik dan satir yang bertebaran di media sosial begitu Bos Gojek, Nadiem Makarim dipilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2019-2014?
Saat itu ada empat kalimat terkait dengan Nadiem yang bertengger di jejeran trending topik Twitter di Indonesia, yakni Mendikbud, Nadiem, Bayar SPP dan Gopay.
Waktu itu warga netizen pun riuh berandai-andai jika program sekolah akan diberlakukan program seperti pembayaran SPP dengan sistem Gopay lalu piket pakai sistem Go-Clean hingga jika performa guru jelek akan diberikan suspend.
BACA JUGA:
- Expanding Middle Class Key for Indonesia’s Future
- Arti Huruf K di Belakang Harga Makanan, Follower Twitter, IG, Facebook Hingga Youtube
- Inilah Arti Kata Gocap, Cepek, Gopek, Seceng, Noceng, Goceng, Ceban, Goban, Cepek Ceng, Cetiao, Gotiao
- Apa Saja 7 Alokasi Gaji Para Milenial? Yuk, Cek di Sini
- 5 Alokasi Uang THR Natal yang Tepat Buat Kamu
- Indonesia’s Macroeconomic Fundamentals Remain Sound
Cuitan sepele tapi sebenarnya bisa diartikan juga satir. Yes, pembayaran SPP menggunakan Gopay hingga penjemputan siswa yang terlambat menggunakan Gojek. Ada pula, KJP diisi saldo Gopay jadi ada bekal buat pelajar buat naik Gojek, pelajar naik Grab KJP dicabut, kantin sekolah tidak menerima uang cash, wajib Gopay hingga bus sekolah ditiadakan ganti Gojek.
KalderaNews pun iseng-iseng menelusuri aplikasi Gojek pada Minggu, 16 Februari 2020. Kaget bukan kepalang!
Ternyata di aplikasi Gojek, khususnya fitur Gobills sudah ada fitur Sekolah yang tergolong masih baru (New) dengan sedikitnya 186 nama sekolah hingga bimbel di sana. Benarkah Gojek merambah lini bisnis ke sektor pendidikan seperti ada pepatah ada gula ada semut?
Kalau toh akhirnya Gojek memperluas layanan keuangan di dunia pendidikan, etiskah itu dilakukan dengan gencar usai mantan bos Gojek itu menjadi Mendikbud?
Ironis rasanya kalau hal ini benar-benar terjadi dan cuitan warga netizen yang satir itu toh ternyata ada benarnya. Saat berita ini diturunkan, KalderaNews masih berupaya menghubungi PR Gojek untuk meminta klarifikasi terkait fitur terbaru ini, tapi belum ada jawaban.
Bisa saja pihak Gojek berdalih seperti disampaikan VP Corporate Affairs Gojek, Michael Say di Semarang pada Minggu, 15 Desember 2019 lalu seperti diberitakan Okezone bahwa pertimbangan perluasan layanan ke sektor pendidikan tidak ada hubungannya dengan mantan CEO Gojek Nadiem Makarim yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) melainkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.
“Tidak menutup kemungkinan untuk itu (pembayaran SPP). Kita selalu melihat jika ada kebutuhan ke sana kenapa tidak. Dan ini bukan karena pengaruh struktural (peran Mendikbud Nadiem Makarim),” dalih Michael waktu itu.
Pertanyaan mendasarnya cukup jelas saat ini, etiskah hal ini terjadi?
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply