Oleh: Gendhotwukir*
JAKARTA, KalderaNews.com – Tahun Baru Imlek (China) telah tiba. Pesta tahun baru ini dirayakan secara besar-besaran tidak hanya di China, tetapi juga di Korea, Thailand, Vietnam dan di negara lainnya, termasuk Indonesia. Apa latar belakang kemeriahan itu?
Mencari latar belakangnya
Bagi saya yang bukan keturunan Tionghoa (China) dan kemungkinan besar juga bagi teman-teman saya sendiri yang Tionghoa (entah turunan atau entah secara gen masih dekat dengan nenek moyang di China), kami memang tidak terlalu banyak memahami dan mengerti kehadiran perayaan Tahun Baru China.
Ada satu pertanyaan menarik yang harus dijawab dan dimengerti lebih mendalam, erat berkaitan dengan perayaan tahun baru China yang sering dirayakan secara meriah, dan dalam nuansa pesta besar-besaran di negara tertentu seperti telah disebut di atas. Saya kira hal ini juga berlaku bagi sebagian warga Tionghoa di Indonesia.
BACA JUGA:
- Makna dan Mitos di Balik Hujan Saat Imlek
- Inilah 5 Universitas di Tiongkok (China) dengan Mahasiswa Asal Indonesia Terbanyak
- Inilah Kumpulan Terlengkap Ucapan Tahun Baru Imlek (China) dalam Bahasa Mandarin
- Berikut Ini Kumpulan Terlengkap Ucapan Tahun Baru Imlek dalam Bahasa Inggris
- Check It Out! Ini Lho 12 Shio Berdasarkan Tahun Kelahiranmu
- Simak Arti 4 Makanan Khas Tradisi Imlek Ini
- Tuh Kan, Gong Xi Fa Cai Itu Artinya Bukan Selamat Tahun Baru Imlek
Pertanyaannya sangat sederhana: mengapa tahun baru China harus dirayakan semeriah mungkin. Dengan rumusan lain, motif apa yang melatarbelakangi perlunya kemeriahan perayaan pesta tersebut? Hal ini tentu saja perlu dilihat dari latar belakang kehadiran perayaan tahun baru China.
Legenda Nian
Ada satu legenda menarik yang melatarbelakangi pesta perayaan tahun baru China. Legenda ini lantas disebut oleh banyak peneliti dan etnolog di banyak literatur, sebagai latar belakang awal kehadiran perayaan pesta tahun baru China yang dirayakan secara meriah dan besar-besaran serta dalam suasana batin yang penuh suka cita.
“Dahulu kala ada seekor binatang yang sangat jahat. Binatang itu bernama Nian. Ia selalu datang ke desa-desa pada malam tahun baru untuk memakan manusia.
Tentu saja manusia dibuatnya takut dan cemas setiap malam tahun baru tiba. Mereka selalu mengunci pintu dan jendela rapat-rapat. Karena diliputi ketakutan dan ancaman yang sangat berbahaya, mereka selalu tinggal di dalam rumah setiap malam tahun baru tiba.
Sudah menjadi kebiasaan, pada hari terakhir menjelang malam tahun baru, tidak seorang pun berani keluar desa dan meninggalkan rumah demi keselamatannya sendiri. Malam tahun baru selalu menjadi malam yang menakutkan dan mencekam.
Suatu malam menjelang tahun baru, datanglah binatang jahat tersebut dan membunuh seluruh penduduk sebuah desa seperti biasanya, kecuali sepasang suami istri yang baru saja menikah dan beberapa anak-anak.
Pasangan suami istri yang baru menikah dan anak-anak ini lupa bahwa malam itu adalah malam tahun baru. Maklum, mereka adalah warga desa yang kurang gaul dan rumah mereka cukup berjarak dengan rumah warga desa sekampungnya. Sementara anak-anak itu benar-benar lupa. Tentu saja, mereka pada malam itu tidak diliputi kecemasan dan ketakutan akan bahaya Nian. Padahal, Nian memang sudah mengintip mereka dari semak-semak.
Warna merah dan api
Penduduk dari desa lain heran dan ingin tahu kenapa Nian, binatang jahat tersebut tidak membunuh dan memakan mereka. Selidik punya selidik, ternyata pasangan suami istri yang baru menikah tersebut pada malam menjelang tahun baru mengenakan pakaian warna merah. Sementara anak-anak yang selamat dari maut dan pada malam itu sedang bermain-main di halaman rumah, bermain-main dengan api. Nian, binatang jahat tersebut takut akan warna merah menyala dan nyala api.
Setelah kejadian tersebut, banyak warga desa lain yang juga mengenakan pakaian berwarna merah, teristimewa pada malam menjelang tahun baru, agar Nian tidak berani mendekat dan mengganggu manusia. Maka sejak itu, malam tahun baru menjadi pesta kemenangan bagi manusia karena telah berhasil menghalau binatang jahat yang selalu membuat resah manusia dan menebar malapetaka.”
Maka tidak mengherankan, perayaan tahun baru China dewasa ini selalu identik dengan perayaan besar-besaran dan dengan kembang api. Selain itu, masyarakat China atau yang keturunan di banyak negara, juga mengenakan pakaian motif china yang berwarna merah pada malam tahun baru. Juga, simbol-simbol yang dianggap sebagai jimat pengusir Nian dan bermotif China dengan warna merah menyala, banyak terpampang di pintu rumah dan tempat-tempat strategis.
Di negara China, hari pertama pada tahun baru disebut Nian, si binatang jahat, dan sekarang ini kata Nian dalam bahasa China artinya Tahun. Ketika orang mengatakan, “Guo Nian” perlu dimengerti dalam dua pengertian. Pertama, secara legenda yang berarti Nian, si binatang jahat, telah pergi dan tak kembali lagi. Dan kedua, pengertian populer yang berarti “Tahun lama telah lewat dan tahun baru telah datang”. “Guo Nian!”
* Gendhotwukir, penikmat seni dan budaya.
Leave a Reply