JAKARTA, KalderaNews.com – Banyak sekali kelompok paduan suara yang bagus dari segala umur di Indonesia. Mereka tersebar di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Namun sayangnya, yang biasa pergi ke luar negeri untuk ikut festival tingkat dunia itu hanya yang dapat dukungan. Kerap terjadi, yang bisa dan mampu pergi hanya itu-itu saja.
“Kebanyakan dari Jawa. Seperti kita ketahui mereka menang di mana-mana. Padahal kualitas mereka (yang tidak dapat dukungan) itu melebihi dari segi suara, tapi tidak ada kesempatan,” ungkapan kegundahan Artist Director Penabur International Choir Festival (PICF 2019), Aida Swenson Simanjuntak.
Dengan kegundahan ini ia sepertinya hendak mau mengatakan bahwa pemerataan itu belum juga terwujud dan di sisi lain jengah dengan mindset kiblat festival paduan suara yang masih saja condong atau mendewa-dewakan Barat.
BACA JUGA:
- Voces Fidelis dari Jepang Menangi Grand Prix PICF 2019
- PENABUR International Choir Festival (PICF) 2019 Diikuti 152 Tim Paduan Suara dari 5 Negara
- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Puji Penyelenggaraan PICF 2019
- Targetkan 160 Paduan Suara dan 6 Negara, Ini Tempat Daftar PICF 2019
Hal ini mesti didobrak (dekonstruksi). Sudah saatnya kiblat festival paduan suara itu bergeser tidak melulu tertuju ke Barat. Timur itu harmoni, teristimewa Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai ratusan juta, Indonesia tentu menyimpan talenta-talenta yang luar biasa.
So, sudah saatnya paduan suara Barat itu berkompetisi di Timur karena kualitas festival paduan suara di Timur toh tak perlu diragukan lagi. Suara-suara emas dari Timur kerap menumbangkan keindahan suara dari Barat dalam banyak festival.
Adalah tugas pihak penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas festivalnya mulai sisi keunikannya, hadiah, hingga para jurinya agar makin dilirik kelompok-kelompok paduan suara dunia.
“Daripada keluarin duit, kita panggil saja mereka kemari (PICF). Inilah kehebatan PENABUR: mempunyai mimpi hebat untuk menjangkau dan memberikan kesempatan pada anak-anak dan masyarakat dari dalam dan luar, untuk belajar musik, meningkatkan kemampuan musik dan menjadi penduduk Indonesia yang manis,” tandasnya.
Berbicara soal kualitas, PICF sendiri dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal yang paling kelihatan yakni soal kemandirian seperti diungkapkan oleh Ketua PICF 2019, Hendra Tjipta Muliana.
“Pada 2019 ini kita menyelenggarakannya secara mandiri. Kita mengundang Ibu Aida sebagai Artist Director. Pada 2017 kita berkolaborasi dengan Bandung Choral Society (BCS). Kita berpikir kita bisa melakukannya secara mandiri, tetapi kita butuh bantuan dan kerjasama Ibu Aida yang juga alumni PENABUR dan sudah berpengalaman di paduan suara serta menjadi juri di berbagai ajang internasional,” tandasnya.
Terkait kualitas peserta PICF, salah satu juri dari Filipina Dr. Bienvenido B. Constantino, Jr mengakui kalau selama mengikuti PICF, kualitas peserta semakin bagus dari tahun ke tahun, baik dari Indonesia maupun dari negara lainnya.
Ia berpendapat para peserta makin menyadari pentingnya musik untuk meningkatkan kepercayaan diri, disiplin di dalam sekolah maupun di rumah, terutama di dalam akademik. Karenanya, kualitasnya pun terus meningkat.
Kesan positif terkait PICF juga dirasakan peserta dan orangtua siswa, seperti Fransisca Junianti selaku Konduktor Voice of Angel dari TKK PENABUR Gading Serpong, Huyen mewakili orangtua peserta dari Vinschool Hanoi di Vietnam, dan Pulkeria Anabel A – Zefanya Ester Silitonga selaku peserta dari Pangudi Luhur Youth Choir Jakarta.
“Banyak choir yang bagus di PICF 2019. Saingannya lebih ketat karena choir di negara kita ini bagus,” ungkap Zefanya Ester Silitonga yang selama ini kerap berkompetisi di luar negeri, seperti di Hong Kong, Barcelona, Velecia dan Inggris.
Hal senada diungkapkan Pulkeria Anabel A., “Senang banget bisa ikut kompetisi di negara sendiri. Selama ini ikut festivalnya di luar negeri. Ini pengalaman baru bagi saya.”
Sementara itu, Huyen dari Vietnam yang datang menemani putrinya ke Indonesia bersama rombongan dari Vinschool Hanoi di Vietnam mengaku senang dengan kompetsi yang kompetitif ini.
Diketahui, PENABUR International Choir Festival (PICF) adalah ajang paduan suara sekolah tingkat internasional yang diprakarsai oleh BPK PENABUR Jakarta. PICF 2019 dihelat pada 3-7 September 2019 dan diikuti 152 tim paduan suara terdiri dari 6.161 orang yang berasal dari 5 negara (Indonesia, Malaysia, Filipino, Jepang dan Vietnam).
Sementara itu, 15 provinsi dari Indonesia yang menjadi peserta yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua.
Hermantika Sinapa, salah satu juri dari Indonesia mengungkapkan bahwa paduan suara dapat menembus segala perbedaan dan Tom Shelton (AS) sendiri mengagumi paduan suara Indonesia yang dinilai fantastik dan busananya yang indah terlihat melalui kategori Folklore. PICF menjadi kiblat baru festival paduan suara dunia. PICF: dari Timur menggeser Barat! (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply