Ethiopia-Indonesia Genjot Kerjasama Pendidikan, Riset, dan Penelitian

Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur
Dubes Al Busyra Basnur bertemu dengan Zewdu Emiru Jemberie, Wakil Presiden Universitas Bahir Dar, Kamis, 25 April 2019 (KalderaNews/KBRI Ethiopia)
Sharing for Empowerment

ADDIS ABABA, KalderaNews.com – Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur mengatakan beberapa perguruan tinggi di Ethiopia ingin mengadakan kerjasama pendidikan, riset dan penelitian dengan perguruan tinggi di Indonesia.

Bulan depan, Mei 2019, Dr. Kefyalew Alemayehu Wondmagegn, profesor di Universitas Bahir Dar yang terletak 600 km utara kota Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, akan berkunjung ke Indonesia dalam rangka melakukan penelitian dan pertemuan dengan berbagai pihak terkait di Indonesia.

Kunjungan Kefyalew ke Indonesia merupakan tindak lanjut dari MoU yang ditandatangani oleh Universitas Bahir Dar dengan Universitas Sebelas Maret tanggal 20 April 2016. MoU tersebut berisi kerjasama di bidang penelitian, seminar, workshop serta pertukaran pelajar dan dosen. Kedua perguruan tinggi telah saling berkunjung pada tahun yang sama.

BACA JUGA:

Dubes Al Busyra Basnur menjelaskan rencana tersebut setelah mengadakan pertemuan dengan Zewdu Emiru Jemberie, Wakil Presiden Universitas Bahir Dar pekan ini, Kamis, 25 April 2019.

Pada pertemuan tersebut dibahas berbagai potensi dan rencana kerjasama Indonesia-Ethiopia di bidang pendidikan dan penelitian. Pada pertemuan itu, Duta Besar Al Busyra Basnur didampingi oleh Ni Putu Anggraeni, staf KBRI Addis Ababa, sementara Zewdu didampingi oleh dekan, dosen senior, kepala kerjasama internasional dan para peneliti.

“Universitas Bahir Dar adalah universitas pertama di Ethiopia yang melakukan kunjungan ke Indonesia dan menandatangani MoU dengan universitas di Indonesia pada April 2016, yaitu Universitas Sebelas Maret. Sedangkan Universitas Sebelas Maret adalah universitas pertama di Indonesia yang menandatangani kerjasama dengan universitas di Ethiopia dan universitas pertama dari Indonesia yang berkunjung ke Ethiopia pada Oktober 2016 silam,” kata Basnur.

“Saya mengharapkan lebih banyak lagi perguruan tinggi di kedua negara yang melakukan kerjasama pendidikan, riset dan penelitian. Ketika saya berkunjung dan berdiskusi dengan Ayano Berasso Hula, Presiden Universitas Hawassa beberapa waktu lalu, disampaikan pula keinginan universitas tersebut untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia,” tambahnya.

Universitas Bahir Dar dengan 9 kampus yang tersebar di beberapa bagian kota Bahir Dar, memiliki 50.000 mahasiswa program S-1, S-2 dan S-3 serta 5.000 tenaga pengajar. Universitas yang termasuk empat besar di Ethiopia ini memiliki 13 pusat riset dan telah menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai negara, diantaranya Belgia, Belanda, Norwegia, Austria, Finlandia, Jerman, Israel, Taiwan, Jepang, Korea, Cina, India dan Amerika Serikat.

Sejumlah mahasiswa Bahar Dar juga pernah mengikuti program Darmasiswa RI, yaitu beasiswa untuk mempelajari antara lain bahasa, seni dan budaya Indonesia di perguruan tinggi di Indonesia. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*