
BERLIN, KalderaNews.com – Pada 1 Maret 2019 lalu tidak kurang dari 210 siswa dan guru menyesaki ruang aula sekolah Europaschule OSZ Oder-Spree, Fürstenwalde, Jerman. Mereka berbondong-bondong ke sekolah ini untuk mengikuti kegiatan promosi budaya bertajuk “Indonesia erleben!” (Experience Indonesia!) yang dipersembahkan oleh KBRI Berlin.
Sesuai dengan usia audiens yang umumnya berkisar 15-18 tahun, kegiatan ini pun dibungkus secara kekinian. Informasi tentang ragam budaya Indonesia dibalut dengan pop-culture Indonesia yang banyak digandrungi anak muda sekarang. Beberapa komik, PC Games, film, lagu pop, hingga mitos dan legenda hantu menjadi sajian yang mengundang decak kagum para siswa.
Salah satunya adalah gameplay PC Game bertema horor berjudul “DreadOut” disimulasikan dalam acara itu. PC Game buatan anak bangsa ini masuk nominasi SXSW Gamer’s Voice Award 2018. Sontak hal ini membuat mereka kagum. Ternyata game horor ini telah banyak dimainkan oleh remaja Jerman. Mereka bahkan sudah familiar dengan figur Kuntilanak, Pocong dan Sundel Bolong yang ada dalam game tersebut.
BACA JUGA:
Baru di Belanda Paparan Riset itu Lebih Seru Ketimbang Stand-Up Comedy
2 Persen GDP Norwegia Diperuntukkan untuk R&D, Nah, Indonesia Berapa?
Sr. Lucia Yeni Wijayatri, CB: Korupsi Tidak Mengenal Gender
“Sebuah kemasan yang sangat menarik dan mengesankan. Kita ingin sekali memberikan materi mengenai budaya negara-negara asing kepada para siswa. Ini penting untuk memperluas cakrawala dan cara berpikir mereka,” tutur Kepala Sekolah Europaschule, Joachim Shenck.
Sementara Wakil Duta Besar RI untuk Jerman, Perry Pada mengatakan bahwa para millenials ini adalah pemimpin dan pengambil keputusan di masa mendatang. Apa yang mereka ketahui saat ini akan jadi memori yang terus tertanam dalam pikiran mereka beberapa puluh tahun ke depan.
“Mereka lah tokoh masa depan yang akan melanjutkan hubungan dan kerja sama Indonesia-Jerman. Untuk itulah kita menjadikan ini sebagai sebuah strategi baru dalam kegiatan promosi budaya Indonesia di Jerman.“
Tak hanya itu, para siswa juga bersemangat pada sesi pertunjukan angklung dan workshop angklung interaktif. Pertunjukan yang dipandu oleh Tim Rumah Budaya Indonesia melibatkan para siswa dan guru. Selain memainkan bersama sejumlah lagu populer, mereka juga diminta menebak judul lagu yang dimainkan.

Promosi budaya Indonesia tak lengkap tanpa diikuti dengan sajian makanan. Beberapa snack dan buah-buah asal Indonesia seperti rambutan, manggis dan durian disajikan. Aksi belah durian dan mencicipi durian menjadi puncak sekaligus penutup acara. Salah satu siswa diminta untuk mencoba membelah durian dan membagikannya kepada siswa-siswa lain. Awalnya banyak yang kaget dengan aroma dan rasa buah durian yang tidak biasa, namun akhirnya durian dan makanan lainnya ludes disantap para peserta.
Kegiatan ini mendapat respon dan antusias yang sangat tinggi, bahkan di luar ekspektasi KBRI. Kegiatan yang awalnya hanya akan diikuti oleh 70 siswa, ternyata dihadiri oleh tiga kali lipat dari perkiraan. 100 set angklung yang telah disiapkan KBRI Berlin ternyata tidak mencukupi.
Europaschule OSZ Oder-Spree merupakan sekolah kejuruan terbesar di negara bagian Brandenburg, Jerman. Ada sekitar 3.250 siswa bersekolah di Europaschule. Sekolah ini memiliki kerja sama pertukaran pelajar dan joint-certification dengan sekolah-sekolah kejuruan sejenis di Polandia, Perancis, Italia, Rusia, Meksiko, Argentina, dan Jepang.
Dari ajang ini Schenk menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan sekolah vokasi di Indonesia. “Kita bisa awali dengan kegiatan pertukaran pelajar dengan durasi satu tahun,“ tandas Schenk. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply