Delfi Vijja Paramita: Sosok Pluralis Best 1 Penelitian Ekonomi Terbaik OSN 2018

Sharing for Empowerment
Delfi Vijja Paramita (kiri), Best 1 Penelitian Ekonomi Terbaik OSN 2018 (KalderaNews/IG @delfivijja)

JAKARTA, KalderaNews.com – Ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 di Padang, Sumatra Barat yang baru saja berakhir tentu menjadi kenangan indah sepanjang hayat bagi gadis milenial bernama lengkap Delfi Vijja Paramita dari SMAK 3 PENABUR Jakarta ini. Di ajang bergengsi ini ia sukses menorehkan prestasi sebagai juara dengan menyabet Best 1 Penelitian Ekonomi Terbaik OSN 2018.

“Awalnya saya tidak menyangka akan menang karena sejak awal saya bingung mau buat apa, tapi setelah dilalui dengan baik dan dengan dukungan dari banyak pihak, akhirnya menjadi juara. Waktu pengumuman OSN, yang diumumkan hanya medali saja. Saat itu saya sudah sedikit pasrah karena ibaratnya pulang dengan tangan kosong, tapi di akhir acara diumumkan mengenai penelitian ini. Saya sangat senang dan saya sangat bersyukur pada semua pihak yang telah membantu saya selama ini,” kenang gadis yang dalam kesehariannya akrab disapa dengan panggilan Delfi saat bercerita pada KalderaNews melalui jaringan telepon, Senin, 30 Juli 2018.

BACA JUGA:
Sekolah di Jakarta dengan Segudang Prestasi di Olimpiade Sains Nasional 2018
Jika Ada Dua Hati Bertemu, di Situlah Pendidikan itu Berlangsung
Adri Lazuardi: Revolusi Industri 4.0 Tidak Bisa Kita Hindari

Diketahui, sebanyak 1.433 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA berkompetisi dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 di Padang, Sumatra Barat, 1-7 Juli 2018 lalu. Keseluruhan peserta OSN XVII terdiri dari tingkat SD/MI sebanyak 272 siswa, SMP/MTs 396 Siswa, dan SMA/MA 765 siswa. Total partisipan jika ditambah dengan pendamping, pembina, juri, asisten juri, panitia pusat, dan panitia daerah mencapai 2.159 orang.

Peserta OSN berlaga dalam 11 bidang lomba yaitu Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Fisika, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi, dan Ekonomi. Untuk jenjang SD ada perlombaan mata pelajaran IPA dan Matematika. Peserta jenjang SMP perlombaan mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS dan di jenjang SMA diperlombakan sembilan bidang sains, yaitu Fisika, Kimia, Matematika, Astronomi, Biologi, Ilmu Kebumian, Informatika/Komputer, Geografi, dan Ekonomi. Peserta OSN 2018 memperebutkan 420 medali terdiri atas: 70 medali emas, 140 medali perak, dan 210 medali perunggu. Delfi sendiri mewakili DKI Jakarta.

Bagi penulis buku digital berbahasa Inggris “DRD Warriors: Striving to Improve the King’s Attitude” dan “Discover the Secrets of a School: How to Utilize Your School Years Optimally“, pencapaian ini tentu karena ia telaten dan tekun dalam proses. Apalagi, tema penelitian yang digeluti dan dilombakan di OSN 2018 tergolong tidak mudah. Tak mengherankan, karena pencapaian ini, ia lantas memposting ucapan syukurnya di akun medsos pribadinya IG @delfivijja sembari memperlihatkan makalahnya dengan caption “HASIL MEMANG TAK PERNAH MENGHIANATI USAHA…. TERIMAKASIH SEMUANYAAA YANG UDAH BANTUIN YA…. I REALLY REALLY APPRECIATE IT 🙂 TIDAK AKAN ADA DIRIKU HARI INI TANPA ADANYA BANTUAN ENGKAU…” Status ini pun lantas mendapat beragam tanggapan yang kebanyakan ucapan selamat.

Makalah yang dilombakan berjudul “Sinergikan Pajak dan Zakat demi Terwujudnya SDGs 2030 di DKI Jakarta” karya siswa SMAK 3 PENABUR Jakarta, Delfi Vijja Paramita (KalderaNews/IG @delfivijja)

“Ketika lolos ke tingkat nasional, saya mendapatkan tugas untuk membuat makalah mengenai ekonomi syariah. Semua diminta membuat makalah mengenai ekonomi syariah. Pada waktu itu saya bingung mau buat apa karena saya pribadi pun bukan seorang Muslim dan saya bersekolah di sekolah Kristen. Selanjutnya saya berdiskusi dengan guru-guru di sekolah, bertanya pada temen-temen saya yang seorang Muslim dan Muslimah, bertanya pada kakak-kakak kelas dan berbagai pihak terkait,” kisah gadis beragama Budha yang paling suka dengan mata pelajaran ekonomi ini. Setidaknya ini sedikit merepresentasikan jiwa pluralisnya yang terbuka dengan hal-hal yang baru dan berbeda dari sudut pandangnya sendiri.

Tak disangka, kebingungannya itu akhirnya tercerahkan dengan kejadian sederhana yang dialaminya. Ketika pulang sekolah dari SMAK 3 PENABUR, di tengah jalan ia melihat spanduk Baznas mengenai zakat. Dari situ lah ia tergerak hatinya untuk meneliti mengenai zakat. Begitulah, banyak hal besar memang dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana. So, jangan sepelekan pengalaman sesederhana apa pun.

“Selanjutnya seorang guru di SMAK 3 PENABUR memberikan usul mengenai zakat profesi. Di sanalah saya semakin mantap untuk membuat makalah mengenai zakat. Mengenai zakat profesi ini, saya lantas menghubungkan antara pajak untuk zakat karena dua hal ini sangat berhubungan satu sama lain. Akhirnya judul makalah saya menjadi ‘Sinergikan Pajak dan Zakat demi Terwujudnya SDGs 2030 di DKI Jakarta’,” tegas siswa yang baru saja naik ke Kelas XII Sosial 2.

Pada KalderaNews ia pun bercerita mengenai tantangan terberatnya dalam membuat makalah. Baginya, tantangan terberatnya adalah proses membuat makalah itu sendiri. Kendati demikian, tantangan itu bisa dilaluinya karena pada dasarnya ia sosok yang suka bergaul dan terbuka dengan pemikiran baru. Misalkan saat pengerjaan latar belakang, ia mengaku dibantu oleh guru pendamping dari luar yang tentunya disupport oleh guru-guru SMAK 3 PENABUR. Di latar belakang, khusunya bagian pendahuluan, ia juga dibantu tak hanya guru pendaping dari SMAK 3 PENABUR , tetapi juga teman-temannya yang memang seorang Muslimah.

Delfi Vijja Paramita (KalderaNews/IG @delfivijja)

“Selanjutnya mengenai kajian teori mengenai zakat, pajak dan lainnya dibantu oleh teman-teman saya yang Muslim dari DKI Jakarta maupun dari luar dareah. Mereka memberikan informasi mengenai teori-teori tersebut. Terkait metodologi, saat di Pelatda DKI, didatangkan peneliti LIPI untuk membantu membuat penelitian yang tepat dan akurat. Dari sana metodologi saya terbantu. Lalu dalam penganalisaan dan pembahasan saya sangat terbantu oleh guru-guru SMAK 3 PENABUR, khususnya Bu Justini dan bapak-ibu di tata usaha,” kenang gadis yang baru saja merayakan ultah sweet seventeennya di sebuah vihara, bertepatan dengan ulang tahun Bhante Idamedho dan Pengurus Vihara, Bapak Amir.

Saat ditanya mengenai cita-citanya, siswa yang hobi bergaul dan mengembangkan diri ini mengaku ingin menjadi orang yang berguna bagi bangsa. Konkretnya, ia ingin menjadi pengusaha karena menurutnya pengusaha adalah faktor yang terpenting dalam perekonomian negera.

Menanggapi prestasi ini, Guru Ekonomi SMAK 3 PENABUR Jakarta, Justini, mengaku bangga karena Delfi tidak hanya terkungkung dalam lingkungan sekolah, tapi ia mau untuk keluar. Ia tidak mengeksklusifkan diri, tapi mau berbaur. Hal ini nyata dilakukan saat ia mempersiapkan makalahnya dengan mengunjungi lembaga-lembaga zakat yang ada di Jakarta. Keterbukaannya pada orang baru dengan beragam latar belakangnya menjadi nilai tersendiri di tengah isu-isu pengikisan kebhinnekaan dan pluralisme dewasa ini.

“Saat di Pelatda ia mendapatkan tugas untuk membuat penelitian yang akan dinilai di OSN. Kebetulan Delfi ini mengambil judul yang memang nggak umum karena kami kan sekolah Kristen. Karena mayoritas masyarakat Indonesia itu mayoritas Muslim, ia mengambil tema ekonomi Islam seperti yang disarankan dalam Pelatda. Karena Delfi tidak tahu, ia mencarinya dengan lebih bersemangat. Ia lantas mengambil tema zakat dan mencari informasinya ke badan-badan yang memang mengurus zakat. Karena itu kami bantu mencari dan menghubungi badan zakat untuk penulisan tentang zakat,” tegasnya.

Aktivitas penelitian Delfi Vijja Paramita di sejumlah lembaga zakat (KalderaNews/Dok.Pribadi)

Ia pun mengakui kalau sosok Delfi ini memang sosok yang memiliki daya juang yang tinggi karena dari yang tidak tahu bisa menjadi sebuah buku. Itu luar biasa, seperti halnya bagaimana ia mampu mengutip ayat-ayat Al-quran dengan tepat untuk mendukung penelitiannya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai sosok Delfi, ia menceritakan kalau di kelas Delfi itu bisa mendapatkan nilai yang baik. Untuk lingkungan, ia juga sangat peduli. Delfi termasuk pribadi yang gampang berinteraksi dengan pihak luar. Dia juga paling seneng dengan daur ulang, sering ngumpulin daun-daun untuk didaur ulang. Tak hanya itu saja, ia juga akrab dengan lingkungan sekolah yang lain. 

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMAK 3 PENABUR Jakarta, Jurkes Panjaitan. Ia lantas mengaku bangga dengan prestasi Delfi dan menegaskan bahwa sekolah akan terus mendorong anak-anak untuk berprestasi.

“Intinya sekolah memfasilitasi. Kami mendorong anak didik kami bukan hanya berprestasi dari akademik, tapi utamanya juga karakter. Program-program kami, yakni bagaimana membekali anak dalam iman, ilmu dan pelayanan,” tegas pria yang baru saja pindah tugas ke SMAK 3 PENABUR Jakarta dari Kota Tangerang.

“Kami punya program-program science club untuk mempersiapkan anak-anak yang punya kelebihan. Salah satu ciri khas sekolah kami yakni memang menonjol di sciences: Matematika, Fisika, Kimia, tapi akhir-akhir ini juga di Ekonomi seperti melalui Delfi,” pungkasnya. (JS)

SIMAK VIDEO
Pernyataan Kesiapan BPK PENABUR Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Oleh

Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*